Jababeka Bidik Penjualan Pemasaran Rp2,5 Triliun pada 2024

Thursday 28 Mar 2024, 10 : 16 pm
THR
Ilustrasi

JAKARTA – Manajemen PT Jababeka Tbk (KIJA), emiten pengembang properti memasang target penjualan pemasaran tahun 2024 sebesar Rp2,5 triliun.

Target ini, sekitar 13,6% lebih tinggi dibanding penjualan pemasaran Rp2,21 triliun tahun lalu.

Sekretaris Perusahaan KIJA Muljadi Suganda, dalam siaran pers di Jakarta, Kamis (28/3/2024) mengemukakan, target penjualan pemasaran tersebut, antara lain akan  ditopang oleh penjualan lahan industri di Cikarang sebesar Rp1,15 triliun.

Rinciannya, sebesar Rp750 miliar dari lahan industri dan lainnya di Cikarang, sekitar Rp400 miliar penjualan properti residensial dan komersial di Cikarang (termasuk Perusahaan Patungan) dan lainnya, serta Rp1,35 triliun berasal dari perusahaan patungan di Kendal, Jawa Tengah.

Pada 2023, jelas Muljadi, KIJA mencatat laba bersih sebesar Rp528,6 miliar, melejit 1.187% jika dibandingkan Rp41 miliar pada tahun 2022. Lonjakan laba Perseroan, menurut Muljadi, terutama ditopang oleh susutnya rugi selisih kurs sebesar 99,4% jadi Rp2,2 miliar pada 2023, dari Rp404 miliar tahun 2022.

Ini dampak pergerakan kurs valuta asing (forex) karena kerugian bersih atas forex, reklasifikasi cadangan translasi mata uang asing, dan derivatif (call spread).

Selain itu, lanjutnya, melejitnya laba KIJA juga ditunjang pendapatan bersih yang tumbuh 20% menjadi Rp3,291 triliun pada 2023 dibanding tahun 2022.

Penopang utama pendapatan KIJA adalah, penjualan lahan industri dan properti yang naik 24%, dari Rp1,378 triliun pada 2022 menjadi Rp1,709 triliun pada tahun 2023.

Hal ini, menurut Muljadi, sebagian besar disebabkan oleh peningkatan penjualan tanah matang, meningkat dari Rp781 miliar pada tahun 2022 menjadi Rp1,308 triliun pada tahun 2023.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Presiden: Kalau UU Memperbolehkan, Dor Saja Pengedar Narkoba

JAKARTA-Presiden Joko Widodo mengaku geram dengan maraknya peredaran narkoba di Indonesia. Data Badan Narkotika Nasional (BNN), jumlah pengguna narkoba terus meningkat. Tahun 2015 diperkirakan angka prevalensi pengguna narkoba mencapai 5,1 juta orang, dan setiap hari 49-50 generasi muda  Indonesia mati karena narkoba.  “Saya tegaskan, semua harus dihentikan, harus dilawan, dan tidak bisa dibiarkan lagi,” tegas Presiden Jokowi saat menghadiri puncak peringatan Hari Anti Narkotika Internasional (HANI) 2016, di Pinangsia Taman Sari, Jakarta, Minggu (26/6). Presiden menegaskan perang melawan narkoba di Indonesia tidak boleh surut.  Karena tu, Presiden meminta kepada semua kementerian, lembaga, aparat hukum, terutama di Polri, kepada seluruh Kapolda, jajaran Polda, kepada seluruh Kapolres, jajaran Polres, Polsek semuanya, agar mengejar dan menangkap para pengedar narkoba. “Hajar mereka, hantam mereka. Kalau undang-undang memperbolehkan dor mereka. Ingat Bapak/Ibu sekalian, generasi muda kita mati karena narkoba 5,1 juta. Untungnya undang-undang tidak memperbolehkan itu, kalau boleh akan saya perintahkan langsung ke Kapolri dan Kepala BNN (Badan Narkotika Nasional),” tegas Presiden. Presiden mengatakan, perang terhadap narkoba ini tidak boleh setengah hati. Apalagi, para pengedar narkoba terus bergerak dan menemukan cara-cara baru untuk  mengelabui aparat hukum dan keamanan. Bahkan, mereka sudah mulai memanfaatkan orang-orang yang tidak dicurigai seperti anak-anak dan wanita untuk menjadi kurir narkoba. “Dan adanya modus baru dalam penyelundupan narkoba ke dalam mainan anak, kaki palsu, dan yang lain-lainnya,” imbuhhya. Yang lebih mengkhawatirkan lagi, kata Presiden, kejahatan luar biasa ini sudah merengkuh berbagai lapisan masyarakat. Mengutip laporan Kepala BNN Komjen Pol Budi Waseso, Presiden menyebutkan, anak TK (Taman Kanak kanak) dan SD (Sekolah Dasar) sudah ada yang terkena narkoba. “Tidak hanya di kota, (tapi juga) di kampung, di desa. Tidak hanya orang dewasa, (tapi juga) remaja, anak-anak, dan bahkan yang di TK pun sudah dimasuki narkoba. Tidak hanya orang biasa tapi juga ada aparat, ada pejabat, dan ini yang seharusnya menjadi panutan juga terkena narkoba,” tuturnya. Presiden mengingatkan semua harus bersinergi mulai dari pesantren, universitas, kementerian, lembaga, kota, kabupaten, maupun provinsi, semuanya, sebab kalau ini dibiarkan bisa kemana-mana dan bisa melemahkan sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara kita. Kata-kata pun, lanjut Presiden, sudah tidak diperlukan lagi, yang diperlukan adalah tindakan yang konkrit, tindakan yang nyata. “Saya perlu ingatkan, semua harus bersinergi mulai dari BNN, Polri,kementerian, lembaga, LSM, masyarakat semua harus betul-betul melakukan langkah-langkah yang terpadu untuk melawan narkoba, langkah-langkah yang progresif, yang mengalahkan kelicikan para pengedar narkoba,” tutur Presiden seraya mengingatkan, yang tidak kalah penting, masing-masing harus menghilangkan ego masing-masing, egosektoral.

Ini Modus Bejat Syafrudin, Predator Seks 22 Anak di Tangsel

TANGERANG-Kasus Pedofilia yang dilakukan Syafrudin (40), terhadap 22 anak di