BATAM-Ketua Pengurus Daerah Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Batam / Kepulauan Riau,Yoni Mulyo Widodo mendesak pemerintahan transisi agar SBY menaikkan harga BBM terasa menyesakan kaum buruh dan rakyat kecil, bukannya mendorong kebijakan untuk peningkatan kesejahteraan rakyat seperti menaikkan upah minimum 30% dan jalankan jaminan pensiun yang layak. “Buruh dan rakyat kecil justru mendapatkan kebijakan yang akan memiskinkan mereka dengan adanya kebijakan menaikkan harga BBM yang akan mendorong terjadinya efek domino seperti naiknya harga makanan, minuman, pakaian, transportasi dan harga – harga lainnya,” kata Yoni menyikapi rencana kebijakan pemerintah untuk menaikkan harga BBM dalam waktu dekat.
Lebih lanjut, Yoni mengkritisi opini menyesatkan yang menyatakan bahwa harga BBM saat ini akan menguntungkan kelas menengah atas saja adalah pernyataan yang menyesatkan, “ karena faktanya para pengusaha kecil dan mayoritas kaum buruh yang upahnya dikisaran Rp 1 hingga Rp 2 juta sangat bergantung pada penggunaan BBM murah,”ungkapnya.
“Apalagi selama ini para kaum buruh tidak pernah mendapatkan kompensasi, sehingga dengan naiknya harga BBM sangat merugikan dan memiskinkan kaum buruh sehari harinya menggunakan sepeda motor dalam bekerja,” tambahnya.
Di negara-negara lain, lanjut Yoni, seperti Amerika Latin, Timur Tengah dan sebagian ASEAN harga BBM nya jauh lebih rendah dari Indonesia seperti : Venezuela ( Rp 117/liter), Syiria ( Rp 702/ liter) Libya ( Rp 1.4004/ liter), Saudi Arabia (Rp 1.872/liter), Brunei (Rp 4.914/liter).
Untuk itu, KSPI Batam meminta Pemerintah untuk dapat mencari solusi lain selain menaikkan harga BBM. Beberapa cara yang bisa dutempuh pemerintah katanya menggunakan sisa anggaran APBN yang jumlahnya puluhan triliun ( SILPA). Langkah ini dibarengi dengan penggurangan penggunaan BBM di PLN dan mengganti dengan Batu Bara yang cost nya lebih murah. “Dan tentu dengan menghemat anggaran,” urainya.
Sementara itu, Pimpinan pengurus Daerah Jawa Timur, Nandar menambahkan disaat perekonomian Indonesia menembus masuk dalam 10 besar dunia namun upah buruhnya masih jauh tertinggal dibanding dengan negara lainnya seperti : Thailand( 3,27 jt) China(3,4 jt),Filipina (3,74 jt), apalagi Korea Selatan (14,1 jt) Jepang ( 24,8 jt) , Australia ( 42,8 jt) . “Seharusnya pemerintah serius untuk meningkatkan upah buruh Indonesia yang jauh tertingggal akibat kebijakan upah murah selama ini,” cetusnya.
Menyikapi hal tersebut, dalam rangka meningkatkan kesejahteraan kaum buruh dan rakyat kecil, KSPI Batam menyampaikan sikap tegas, menuntut kepada pemerintah menolak rencana kenaikan harga BBM yang akan lebih menyengsarakan kaum buruh, petani, nelayan akibat efek dominonya. “Kami menduga kebijakan menaikkan BBM ini ada kepentingan broker SPBU asing agar bisa bersaing dengan harga BBM yang dijual Pertamina saat ini,” ungkapnya.
Untuk itu, sebagai ketua Pengurus KSPI di daerah Batam dan Jawa Timur, Yoni dan Nandar menyatakan, bila tuntutan diatas diabaikan, maka KSPI Batam dan Jatim bersama elemen buruh lainnya akan mengorganisir aksi demonstrasi dan mogok nasional jilid III di seluruh kawasan Industri pada Oktober-November ini dimulai dengan aksi aksi pemanasan. (ALFONS)