Kendati Pendapatan Melorot, TPIA Bisa Tekan Rugi Bersih Jadi USD586 Ribu

Tuesday 1 Aug 2023, 4 : 56 pm
by
PT Chandra Asri Petrochemical Tbk

JAKARTA-PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) pada Semester I-2023, mencatatkan rugi bersih sebesar USD586 ribu atau 99,09 persen dibanding rugi bersih di Semester I-2023 yang mencapai USD64,62 juta.

Berdasarkan laporan keuangan TPIA yang dikutip Selasa (1/8), selama enam bulan pertama tahun ini jumlah pendapatan perseroan hanya USD1,07 miliar atau melorot hingga 20,15 persen dibanding capaian di periode yang sama 2022 sebesar USD1,34 miliar.

Namun demikian, TPIA terbilang sukses menekan beban pokok pendapatan di Semester I-2023 sebesar 22,56 persen (y-o-y) menjadi USD1,03 miliar.

Sehingga, perseroan mampu membukukan laba bruto senilai USD47,34 juta atau melambung 3.406,67 persen (y-o-y).

Untuk periode yang berakhir 30 Juni 2023, TPIA juga terpantau bisa membukukan laba sebelum pajak penghasilan sebesar USD269 ribu atau berbanding terbalik dengan kondisi di Semester I-2022 yang menderita rugi sebelum pajak penghasilan mencapai USD77,57 ribu.

Perolehan laba sebelum pajak TPIA tersebut masih tetap dibayangi oleh peningkatan beban keuangan, beban umum dan administrasi, serta rugi selisih kurs yang mencapai USD6,31 juta.

Pada Semester I-2022, perseroan bisa meraup keuntungan dari selisih kurs sebesar USD844 ribu.

Dengan adanya manfaat pajak penghasilan di paruh pertama tahun ini yang sebesar USD59 ribu, maka TPIA mampu mencatatkan laba periode berjalan yang positif, yakni sebesar USD328 ribu.

Capaian ini berbanding terbalik dengan kondisi di paruh pertama tahun lalu yang mencatatkan rugi periode berjalan sebesar USD64,73 juta.

Tetapi pada Semester I-2023, TPIA mencatatkan nilai rugi periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar USD586 ribu atau lebih rendah 99,09 persen (y-o-y).

Karena, perseroan mengatribusikan laba periode berjalan kepada kepentingan non-pengendali mencapai USD914 ribu.

Per 30 Juni 2023, total liabilitas TPIA tercatat membengkak 2,36 persen menjadi USD2,17 miliar dari USD2,12 miliar pada 31 Desember 2022.

Sementara itu, jumlah ekuitas hingga akhir Semester I-2023 tercatat sebesar USD2,85 miliar atau meningkat 1,42 persen dibanding per akhir Desember 2022 yang senilai USD2,81 miliar.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Presiden: Kita Tidak Mau Kalah Dengan Negara Lain

TEMANGGUNG-Presiden Joko Widodo menginginkan Indonesia maju dan tidak kalah dengan negara

Pendidikan Vokasi dan Inovasi Topang Daya Saing Industri

JAKARTA-Industri manufaktur akan tumbuh dan berkembang apabila didukung melalui tiga