JAKARTA-PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) selama tiga bulan pertama tahun ini, mencatatkan rugi bersih mencapai USD11,24 juta.
Padahal di periode yang sama 2021 masih mampu membukukan laba bersih sebesar USD84,38 juta.
Berdasarkan laporan keuangan TPIA yang dipublikasi di Jakarta, Kamis (28/4), jumlah pendapatan di Kuartal I-2022 tercatat meningkat 13,26 persen (year-on-year) menjadi USD677,75 juta.
Dengan adanya beban pokok pendapatan di Kuartal I-2022 yang mencapai USD652,72 juta, maka laba bruto yang dicatatkan TPIA menjadi senilai USD25,03 juta.
Pada Kuartal I-2021, jumlah laba bruto perseroan sebesar USD147,6 juta.
Untuk periode yang berakhir 31 Maret 2022, TPIA mencatatkan rugi sebelum pajak mencapai USD15,17 juta atau mencatatkan kinerja negatif dibanding periode yang sama di 2021 membukukan laba sebelum pajak sebesar USD108 juta.
Dengan adanya manfaat pajak penghasilan (neto) di Kuartal I-2022 yang sebesar USD4,05 juta, maka rugi tahun berjalan TPIA menjadi USD11,12 juta.
Sedangkan, besaran rugi tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas di Kuartal I-2022 adalah sebesar USD11,24 juta.
“Kinerja kami selama kuartal pertama 2022 sebagian besar dipengaruhi oleh perang Rusia-Ukraina. Ketegangan geopolitik memicu harga minyak mentah melonjak hingga lebih dari USD100 per barel, yaitu sekitar 25 persen lebih tinggi versus Kuartal IV-2021 dan sekitar 66 persen lebih tinggi versus Kuartal I-2021,” kata Direktur TPIA, Suryandi.