Laba Bersih BBTN Melambung 23,89% Jadi Rp774 Miliar

Friday 22 Apr 2022, 10 : 13 pm
by
pertumbuhan laba bersih tersebut utamanya berasal dari pertumbuhan Fee Based Income (FBI) dan Net Interest Income (NII) yang masing-masing sebesar 16,8 persen dan 17,6 persen (y-o-y).
photo/dok Antara

JAKARTA-PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) mengumumkan, selama tiga bulan pertama tahun ini perseroan berhasil membukukan laba bersih mencapai Rp774 miliar atau bertumbuh sebesar 23,89 persen (year-on-year).

Menurut Direktur Utama Bank BTN, Haru Koesmahargyo di Jakarta, Jumat (22/4), pertumbuhan laba bersih BBTN di Kuartal I-2022 tersebut ditopang oleh kenaikan penyaluran kredit, pengelolaan aset kredit bermasalah, efisiensi biaya dana dan operasional.

Dia mengatakan, transformasi digital yang dirancang sejak dua tahun terakhir mulai memberikan dampak positif dalam bentuk akuisisi nasabah baru, perluasan akses pasar dan produktivitas karyawan.

Perbaikan di banyak aspek membuat indikator kinerja keuangan berada dalam tren positif.

“Ditinjau dari sisi topline maupun bottomline, kinerja kami bertumbuh menggembirakan. Pencapaian ini berkat bisnis model dan implementasi strategi yang tepat. Ke depan kami tetap optimistis, karena ekonomi semakin pulih seiring berakhirnya pandemi. Namun, kami tetap mewaspadai kenaikan inflasi yang bisa menjadi faktor pemberat. Ekonomi global tengah menghadapi tantangan ini,” papar Haru.

Haru menjelaskan, keberhasilan pemerintah dalam memulihkan ekonomi nasional telah berdampak positif terhadap penyaluran kredit, termasuk ke sektor perumahan.

Sepanjang periode Januari-Maret 2022, BBTN berhasil menyalurkan kredit sebesar Rp277,13 triliun atau meningkat 6,04 persen dibanding periode yang sama di 2021 senilai Rp261,34 triliun.

Dia menyebutkan, penyaluran kredit perumahan masih mendominasi total kredit perseroan pada Kuartal I-2022.

Adapun kredit perumahan yang disalurkan BBTN hingga akhir Maret 2022 mencapai Rp248,57 triliun.

Dari jumlah tersebut, KPR Subsidi pada Kuartal I-2022 masih mendominasi dengan nilai sebesar Rp134,04 triliun atau bertumbuh 9,01 persen (y-o-y).

Sedangkan, KPR Non Subsidi pada Kuartal I-2022 bertumbuh 5,16 persen (y-o-y) menjadi Rp84,28 triliun.

“Kami memacu kredit dengan sangat memperhatikan prinsip kehati-hatian. Maka itu, rasio kredit bermasalah (NPL) kami terus membaik. NPL Gross di level 3,6 persen atau lebih rendah dari sebelumnya di level 4,25 persen, sedangkan NPL Nett sebesar 1,28 persen atau menurun dari posisi 1,94 persen,” kata Haru.

Kenaikan kredit berdampak pada pendapatan bunga bersih (NII) yang bertumbuh 28,81 persen pada Kuartal I-2022 menjadi Rp3,57 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp2,77 triliun.

Lonjakan NII ini membuat rasio net interest margin (NIM) BBTN meningkat dari 3,31 persen pada akhir Maret 2021 menjadi 4,29 persen di Kuartal I-2022.

Menurut Haru, meski rasio NPL mengalami perbaikan, BBTN pada Kuartal I-2022 tetap menaikkan rasio cadangan menjadi 146,73 persen dari 115,93 persen pada Kuartal I-2021.

Dari sisi dana pihak ketiga (DPK), Haru mengungkapkan, pada Kuartal I-2022 jumlahnya mencapai Rp290,53 triliun.

Dari jumlah tersebut perolehan dana murah (CASA) mencapai Rp128,26 triliun atau naik 13,85 persen dibandingkan per akhir Maret 2021 sebesar Rp112,66 triliun.

“Kenaikan CASA yang cukup tinggi tersebut membuat porsi dana murah mengalami kenaikan menjadi 44,15 persen dari total DPK Bank BTN pada Kuartal I-2022,” ucap Haru.

Lebih lanjut dia menyampaikan, kenaikan dana murah BBTN berhasil menekan biaya dana (cost of fund) pada Kuartal I-2022 menjadi 2,41 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 3,69 persen.

Fokus BBTN menggenjot perolehan dana murah dan memangkas dana mahal telah membuat total deposito per Kuartal I-2022 mengalami penurunan 10,96 persen (y-o-y) menjadi Rp162,27 triliun.

“Strategi ini membuat yang biasanya porsi dana mahal atau deposito selalu di atas 60 persen, pada Kuartal I-2022 mengalami penurunan menjadi 55,85 persen,” tegas Haru.

Pada Kuartal I-2022, kata Haru, dari total pencairan kredit perumahan yang mencapai Rp8,4 triliun, sebesar 90 persen atau senilai Rp7,6 triliun mengalir ke kalangan milenial.

“Adapun sepanjang 2019 hingga akhir 2021, Bank BTN telah menyalurkan KPR sebanyak 388.000 unit rumah kepada kalangan milenial,” ungkapnya.

Haru mengaku, kinerja positif BBTN saat ini juga menandakan keberhasilan transformasi yang dilakukan oleh manajemen, seperti sentralisasi proses kredit dan digitalisasi.

Transformasi tersebut menjadi mesin yang cukup kuat untuk memanfaatkan momentum pemulihan ekonomi, sehingga bisa mendorong pertumbuhan bisnis Bank BTN.

“Dengan transformasi yang dilakukan Bank BTN dan dukungan pemerintah bersama stakeholder terkait bisnis pembiayaan perumahaan, kami optimistis mampu berperan aktif dalam mendukung program Pembangunan Satu Juta Rumah, serta memenuhi tugas utama menyediakan hunian terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dan milenial,” tutur Haru.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Data 26 Maret 2020: Tambah 103 Kasus, Total 893 Positif Covid-19 dan 78 Meninggal

JAKARTA-Data yang disampaikan oleh Gugus Tugas Percepatan Penanganan Virus Korona

Fatma Saifullah Bangga BKOW Jatim Berperan Dalam Pembangunan

SURABAYA-Ketua Umum Badan Kerjasama Organisasi Wanita (BKOW) Provinsi Jawa Timur