JAKARTA-PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR) selama sembilan bulan pertama tahun ini, membukukan laba bersih Rp1,71 triliun atau bertumbuh 1,79 persen dibanding periode yang sama di 2022 senilai Rp1,68 triliun.
Berdasarkan laporan keuangan yang dikutip Rabu (1/11), total pendapatan SMGR untuk periode Januari-September 2023 mencapai Rp27,66 triliun atau mengalami kenaikan 3,98 persen dibanding periode yang sama di 2022 sebesar Rp26,6 triliun.
Sayangnya, beban pokok pendapatan SMGR selama sembilan bulan pertama tahun ini membengkak hingga 8,13 persen (y-o-y) menjadi Rp20,22 triliun.
Sehingga, laba bruto per Kuartal III-2023 tercatat melorot 5,82 persen (y-o-y) menjadi Rp7,44 triliun.
Beruntung SMGR masih bisa menekan beban penjualan untuk periode Januari-September 2023 sebesar 19,37 persen (y-o-y) menjadi Rp1,79 triliun.
Selain itu, beban keuangan per Kuartal III-2023 juga tercatat menurun 3,62 persen (y-o-y) menjadi Rp1,03 triliun.
Tetapi, beban umum dan administrasi per Kuartal III-2023 tercatat naik 3,62 persen (y-o-y) menjadi Rp2,29 triliun.
Dengan demikian, laba sebelum pajak untuk periode yang berakhir 30 September 2023 tercatat Rp2,539 triliun atau menurun tipis sebesar 0,12 persen dibanding periode yang sama di 2022 sebesar Rp2,542 triliun.
Beban pajak penghasilan yang dibayarkan SMGR pada Kuartal III-2023 senilai Rp745,81 miliar atau menurun dibanding Kuartal III-2022 yang sebesar Rp767,49 miliar.
Sehingga, laba periode berjalan selama sembilan bulan pertama tahun ini menjadi Rp1,79 triliun atau bertumbuh 0,56 persen (y-o-y).
Sedangkan, besaran laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk di Kuartal III-2023 tercatat Rp1,71 triliun atau meningkat 1,79 persen.
Karena per Kuartal III-2023, SMGR hanya mengatribusikan laba periode berjalan kepada kepentingan non-pengendali Rp79,67 miliar atau lebih rendah dibanding Kuartal III-2022 yang sebesar Rp92,52 miliar.
Per 30 September 2023, SMGR terpantau bisa menekan liabilitas sebesar 3,28 persen menjadi Rp32,18 triliun dari Rp33,27 triliun pada 31 Desember 2022.
