Sedangkan Menteri KKP Susi Pudjiastuti bercerita tentang pengalamannya memberantas praktek Illegal, Unregisrated, Unreported (IUU) Fishing, terutama di sekitar perairan Maluku dan Papua.
Menteri Susi menyebut, dua provinsi di ujung timur Indonesia, yakni Provinsi Maluku dan Provinsi Papua merupakan pemasok jumlah ikan terbesar nasional. Namun, selama berpuluh-puluh tahun, pemerintah kedua provinsi tidak mendapat benefit dari eksplorasi ikan di wilayah mereka.
Menteri Susi kemudian menceritakan, dampak dari kampanye anti IUU Fishing dan menenggelamkan kapal asing illegal, kapasitas ikan di laut Indonesia semakin meningkat.
Hal itu didapat dari riset kuantitatif dan kualitatif yang dilakukan pihak KKP.
Akibat dari “policy reforming” yang dilakukan pemerintah saat ini di bidang kelautan dan perikanan, 25 persen ikan di Indonesia meningkat.
“Dari ikan tuna saja kita untung 3,7 miliar sampai 2035. Tapi ini butuh disiplin tinggi. kita semua harus sama persepsi bahwa membangun perikanan Indonesia harus disipilin berlandaskan kedaulatan,” kata Menteri Susi.
Pada sesi terakhir atau sesi ketiga, memiliki tema “Membangun Daerah dengan Wawasan Nasional dan Global”, dengan pembicara yakni Mantan Dubes Rusia Djauhari Oratmangun, Motivator Nasional Herry Margono dan Chairman Kabare Group Riza Maspaitela yang merupakan pengusaha sukses asal Maluku.
Ketiga pembicara ini berbicara bagaimana cara untuk mesejahterahkan masyarakat Maluku dan mengoptimalkan potensi besar yang dimiliki masyarakat Maluku.
Djauhari Oratmangun mengatakan, Maluku akan berkembang pesat lewat pembangunan kilang gas abadi Blok Masela.
Namun masyarakat Maluku harus benar-benar siap menerima pembangunan yang masif setelah ahdirnya Blok Masela ini.
“Masyarakat Maluku memang harus bangkit dari Laut. Maluku punya potensi besar untuk maju,” katanya.