Maka mulai diatur-aturlah itu PDI Perjuangan agar mau menerima skenarionya yang berikutnya, yakni menjadikan Prabowo sebagai Presiden 2024 dan Ganjar Pranowo sebagai Cawapresnya.
Keinginan tersebut ditolak mentah-mentah oleh Bu Megawati dan Mas Ganjar Pranowo.
Maka gagallah bertubi-tubi skenario Jokowi.
Jokowi hanya berhasil menjalankan skenario pertamanya, yakni memenjarakan Ahok.
Namun gagal di sekenarionya yang berikutnya, yakni ingin menjabat tiga periode dan terakhir ingin memaksakan PDI Perjuangan untuk mendukung Prabowo-Ganjar sebagai Capres-Cawapres 2024.
Bu Megawati memang bukan politisi kaleng-kaleng.
Jika mau jujur Bu Megawatilah sesungguhnya pelopor utama gerakan Reformasi ’98.
Anak kandung Soekarno ini satu-satunya Ketua Umum Partai Politik yang berani menolak Soeharto untuk dicalonkan kembali sebagai Capres di Pemilu 1997.
Bu Megawati pulalah yang paling berani terdepan menghadapi Rezim Orde Baru dari unsur Partai Politik.
Ini saya bicara bukan hanya sebagai salah satu saksi melainkan pula sebagai salah satu pelaku Sejarah Reformasi ’98.
Sebelum saya maju ke persidangan untuk menjadi saksi yang meringankan bagi tersangka Sri Bintang Pamungkas dalam Peristiwa Pertemuan di Berlin Jerman April 1995, dimana saat itu saya sebagai salah satu inisiator pertemuannya, saya sebagai Warga Nahdliyin alumni Jerman sekaligus alumni Ponpes Tebuireng, menghadap ke Gus Dur untuk meminta izin mendukung perjuangan Mas Sri Bintang Pamungkas, melalui peran saya sebagai saksi yang meringankannya di PN Jakarta Pusat.
Komentari tentang post ini