Melantai Perdana di BEI, Harga SEMA Mentok di Batas Atas Titik Autorejection

Senin 10 Jan 2022, 5 : 54 pm
Untuk target pencatatan Efek baru di 2022 adalah sebanyak 68 Efek, yang terdiri dari pencatatan saham, obligasi baru dan pencatatan efek lainnya yang meliputi ETF
Ilustrasi

JAKARTA-Saat memulai transaksi perdana pada perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini, harga saham PT Semacom Integrated Tbk (SEMA) yang ditawarkan Rp180 per lembar langsung menguat sebesar 34,44 persen atau menyentuh batas atas titik autorejection di level Rp242.

Saham SEMA yang ditawarkan seharga Rp180 per lembar tersebut langsung bergerak menguat ke posisi Rp242 per saham, dengan volume transaksi di menit awal perdagangan sebanyak 41,3 ribu saham dan nilai transaksi tercatat Rp9,99 juta.

Adapun frekuensi transaksi terpantau sebanyak 14 kali.

Berdasarkan Prosepktus IPO, SEMA melepas saham sebanyak 347 juta lembar bernilai nominal Rp50 per saham atau setara dengan 25,76 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan setelah IPO.

Pada pelaksanaan IPO ini, SEMA mampu meraup dana publik sebesar Rp62,46 miliar.

Selain itu, SEMA secara bersamaan juga akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 173,5 juta Waran Seri I yang menyertai Saham Baru perseroan atau setara dengan 17,35 persen dari jumlah saham yang ditempatkan dan disetor penuh pada saat pernyataan pendaftaran IPO.

Waran ini memiliki rasio 1:2 dan harga pelaksanaan senilai Rp230 per saham, sedangkan masa pelaksanaan selama kurun 11 Juli 2022-10 Januari 2023.

Manajemen Semacom Integrated menyampaikan bahwa seluruh dana hasil IPO —setelah dikurangi biaya-biaya emisi— akan digunakan sebagai modal kerja perseroan dan perolehan dana dari pelaksanaan Waran Seri I juga akan digunakan sebagai modal kerja.

Pada pelaksanaan seremoni pencatatan perdana saham SEMA di Papan Pengembangan hari ini, Direktur Utama Semacom Integrated, Rudi Hartono Intan mengaku optimistis terhadap kinerja positif perseroan ke depan, seiring adanya komitmen pemerintah yang akan mengoptimalkan penggunaan sumber energi baru terbarukan (EBT) sebagai sumber energi alternatif.

“Dengan mempertimbangkan potensi bisnis yang ada dan kebijakan pemerintah yang mendukung pengembangan modul surya sebagai bagian dari energi terbarukan, kami telah mempertimbangkan dan mengaji pengembangan bisnis untuk pengerjaan Inverter Modul Surya dan Balance of System (BOS) modul surya,” papar Rudi.

Rudi mengungkapkan, SEMA juga membidik pasar mobil listrik dengan memberikan dukungan dalam pembangunan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) dan Statsiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU), sejalan dengan rencana pemerintah yang akan mengembangkan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB).

Komentar

Your email address will not be published.

Don't Miss

pariwisata

Pembangunan Infrastruktur di 5 Destinasi Super Prioritas Pariwisata Dipercepat

JAKARTA-Pemerintah memastikan pembangunan infrastruktur di 5 destinasi super prioritas dipercepat

Bank Tanah Dibentuk untuk Kepentingan Bangsa dan Negara

JAKARTA-Pengesahan Undang-Undang Cipta Kerja atau UUCK memberikan dimensi baru dalam