Dan, dia harus menerima ketika sepatu di bagian ujung jempol harus rusak terlebih dulu dan menjadi olok-olok rekan-rekannya.
Hoyan menganggap bahwa olok-olok itu adalah pendidikan mental secara horizontal.
“Saya terpaksa harus mencari tiga bibit mangga sebagai hukuman menyusul dia menebang pohon mangga yang sedang panen dengan menggunakan chinsaw. Padahal 3 bibit mangga itu tidak ada di Pringsewu dan harus mencari sampai ke Bogor dan itupun dibeli dari Babah Punhok, ayah salah satu rekannya,“ ujar Hoyan sambil tertawa.
Cerita Hoyan belum selesai.
Seorang suster harus marah, kecewa dan mendongkol ketika bunga Wijaya Kusumanya dipotong oleh murid-muridnya.
Padahal awalnya suster tersebut ingin menunjukkan kepada para murid pada malam hari, proses pemekaran bunga yang termasuk langka tersebut.
Namun pada siangnya, suster tersebut terkejut, ketika mengetahui bunga-bunganya sudah dipotong dan dibawa pulang oleh muridnya,“ kenang Hoyan yang saat ini merupakan pengusaha.
Ia berbisnis Smart Green Cleaners serta Digital Display.
Ia juga mengembangkan Completation Fluid.