Meski Laba Naik, Liabilitas LINK Melonjak 33,35% Jadi Rp4,24 Triliun

Monday 7 Jun 2021, 6 : 20 pm
by
Ilustrasi

JAKARTA-PT Link Net Tbk (LINK) pada Kuartal I-2021 mencatatkan kenaikan laba bersih menjadi Rp249,03 miliar dari Rp197,7 miliar di Kuartal I-2020.

Namun, per 31 Maret 2021 total liabilitas anak usaha PT First Media Tbk (KBLV) ini melambung menjadi Rp4,24 triliun.

Berdasarkan laporan keuangan LINK yang dipublikasi Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Senin (7/6), selama tiga bulan pertama tahun ini jumlah pendapatan Link Net tercatat Rp1,07 triliun atau meningkat dibandingkan dengan pendapatan di Kuartal I-2020 yang senilai Rp959 miliar.

Sementara itu, beban pokok pendapatan selama tiga bulan pertama tahun ini mencapai Rp215,05 miliar atau lebih besar dibanding periode yang sama di 2020 sebesar Rp210,8 miliar.

Dengan demikian, laba bruto LINK di Kuartal I-2021 tercatat Rp853,75 miliar atau masih lebih tinggi dibanding Kuartal I-2020 yang senilai Rp748,2 miliar.

Selama kuartal pertama tahun ini, LINK mencatatkan beban penjualan sebesar Rp78,37 miliar, beban umum dan administrasi sebesar Rp133,69 miliar, beban penyusutan mencapai Rp253,8 miliar, beban amortisasi senilai Rp12,66 miliar dan beban lain-lain senilai Rp6,22 miliar.

Maka, laba usaha LINK di Kuartal I-2021 menjadi Rp358,02 miliar atau lebih besar dibanding periode yang sama di Kuartal I-2020 senilai Rp307,06 miliar.

Sedangkan, laba sebelum pajak pada kuartal pertama tahun ini tercatat Rp324 miliar atau lebih tinggi dibanding periode yang sama di 2020 senilai Rp263,91 miliar.

Dengan jumlah beban pajak penghasilan di Kuartal I-2021 yang sebesar Rp74,97 miliar, maka laba tahun berjalan yang dicatatkan LINK selama tiga bulan pertama tahun ini sebesar Rp249,03 miliar atau mengalami kenaikan dibanding periode yang sama di 2020 senilai Rp197,7 miliar.

Per 31 Maret 2021, total liabilitas LINK tercatat melonjak menjadi Rp4,24 triliun dari Rp3,18 triliun pada 31 Desember 2020.

Sedangkan, total ekuitas hingga akhir Maret 2021 tercatat sebesar Rp4,87 triliun atau lebih besar dibanding posisi per akhir Desember 2020 yang senilai Rp4,62 triliun.

Berdasarkan surat LINK yang disampaikan ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK), peningkatan liabilitas sebesar 33,35 persen tersebut disebabkan oleh pencairan fasilitas kredit perseroan kepada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) sebesar Rp1 triliun dari total fasilitas kredit yang sebesar Rp1,5 triliun.

Menurut Corporate Secretary LINK, Johannes dalam surat perseroan kepada OJK, dana dari pencairan fasilitas kredit tersebut digunakan untuk keperluan belanja modal dan pembiayaan kegiatan usaha perseroan.

“Pencairan fasilitas kredit dapat membantu kinerja keuangan perseroan pada tahun berjalan dan tidak akan berdampak secara material pada kegiatan operasional, serta kelangsungan usaha perseroan,” pungkasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Hadapi Pencucian Uang, Presiden Minta BI dan OJK Dilibatkan

JAKARTA-Indonesia ditengarai sebagai surga bagi pencucian uang. Untuk itu, keterlibatan

Indodana Paylater dan McDonald’s Gelar Promo 7.7 Beri Diskon 50

JAKARTA-Indodana, salah satu platform PayLater terkemuka di Indonesia, bekerja sama