Pansus Freeport Harus Bongkar Seluruh Skandal Sejak 1991

Kamis 24 Des 2015, 12 : 35 am
by
photo: dok aktual.com

JAKARTA-Rencana anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) membentuk Panitia Khusus (Pansus) Freeport patut diapresiasi dengan baik dan didukung. Namun jika pembentukan Pansus hanya menjadikan Menteri ESDM Sudirman Said sebagai target maka sebaiknya harus ditolak. “Kalau Pansus ini hanya menyelidik proses yang terjadi saat ini salah satunya surat Menteri Sudirman Said tanggal 7 Oktober 2015, maka Pansus tersebut sebaiknya tidak usah dibentuk dan harus ditolak,” ujar Direktur Eksekutif Energy Watch Indonesia (EWI), Ferdinand Hutahaean di Jakarta, Kamis (24/12).

Seperti diketahui, sejumlah fraksi di DPR mulai menggalang pembentukan Pansus Freeport. Saat ini usulan pembentukan Pansus Freeport yang masuk ke meja Pimpinan DPR baru 25 orang.

Ferdinand menangkap kesan, Pansus DPR itu hanya bertujuan untuk menjatuhkan mentri ESDM. Selain itu, Pansus ini juga memiliki motif menyerang kedudukan Joko Widodo sebagai Presiden yang disinyalir mengetahui dan menyetujui surat yang dikirimkan oleh Mentri ESDM kepada managenent Freeport Mcmoran. “Untuk apa Pansus dibentuk jika hanya untuk bikin gaduh? Bukankah kegaduhan dan polemik yang terjadi sekarang adalah atas warisan masalah dari masa lalu? Kenapa jadi Jokowi dan Sudirman Said yang sedang berupaya menata keruwetan sektor tambang ini yang jadi target Pansus? Ini tidak fair dan tidak berkeadilan,” tegasnya.

Untuk itu, Ferdinand mendesak agar Pansus yang dibentuk harus disepakati terlebih dahulu untuk membongkar semua informasi yang tertutup sejak era perpanjangan kontrak tahun 1991. Karena proses polemik ini berawal dari sana hingga pada penerbitan PP 77 dan MOU antara Pemerintah dengan Freeport pada tahun 2014. “Maka itu sangat penting memanggil pihak pihak yang terlibat dalam polemik kontrak karya Freeport ini sejak tahun 1991,” tuturnya.

Menurutnya, Pansus harus membuka semua, khususnya divestasi saham 1991, Penerbitan PP 77 dan penerbitan MOU antara Freeport dengan pemerintah tanggal 25 Juli 2014. “Kemudian baru masuk kepada proses pemberian ijin ekspor konsentrat dan surat Mentri ESDM serta pertemuan antara keluarga Wapres JK dengan Freeport dan pertemuan antara Presiden dengan Freeport. Semua harus dijernihkan supaya kedepan kita bisa memperbaiki sektor ini,” tutupnya.

Komentar

Your email address will not be published.

Don't Miss

Jasmerah merupakan pesan yang masih sangat relevan sampai saat ini. Karena para elit bangsa Indonesia cenderung meninggalkan sejarah. Melupakan sejarah.

JASMERAH: Daerah Yang Membangun Indonesia Merdeka

Oleh: Anthony Budiawan Jasmerah, judul pidato Presiden Soekarno yang terakhir

Citigold Private Client Raih Penghargaan

HONGKONG- Sebuah jurnal terkemuka dalam industri pengelolaan kekayaan global, Private