Pefindo: Rating WSKT Akan Diturunkan, Jika Akses ke Pendanaan Melemah

Thursday 2 Dec 2021, 5 : 30 pm
by
Pefindo telah menyematkan prospek CreditWatch dengan Implikasi Negatif terhadap peringkat ISAT, sehubungan dengan rencana penggabungan usaha dengan Tri yang diharapkan selesai pada Desember 2021
ilustrasi

JAKARTA-PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menetapkan peringkat PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) di level idBBB (Triple B) dengan outlook ‘Stabil’, namun rating ini bisa diturunkan jika akses perusahaan ke sumber pendanaan mengalami pelemahan.

Berdasarkan hasil analisa dari analis Pefindo, Yogie Surya Perdana yang dikirim melalui surat elektronik, Kamis (2/12), peringkat idBBB juga diberikan pada sejumlah obligasi yang diterbitkan oleh WSKT, yakni Obligasi Berkelanjutan II (2016-2017, Obligasi Berkelanjutan III (2017-2019) dan Obligasi Berkelanjutan IV (2020).

Tetapi, Pefindo memberikan peringkat idAAA (gg) pada Obligasi III-2021.

“Prospek dari peringkat perusahaan adalah ‘Stabil’,” kata Yogie.

Adapun peringkat-peringkat tersebut berlaku selama periode 29 November 2021-1 November 2022.

Yogie menyampaikan, peringkat WSKT bisa diturunkan jika Pefindo memandang ada penurunan tingkat dukungan pemerintah kepada WSKT.

Selain itu, penurunan peringkat juga akan dilakukan Pefindo, apabila akses WSKT jauh lebih lemah terhadap sumber pendanaan eksternal, terutama dengan bank-bank BUMN.

Pelemahan akses terhadap sumber pendanaan juga dianggap akan mengurangi kemampuan WSKT dalam menjalankan kegiatan operasional, sehingga berpotensi menyebabkan tertundanya penyelesaian proyek dan mengakibatkan profitabilitas menjadi lebih rendah.

“Akses yang lebih lemah ke pendanaan eksternal juga akan membuat WSKT menghadapi risiko likuiditas dan pembiayaan kembali yang lebih tinggi. Peringkat juga dapat diturunkan, jika terjadi penurunan dalam pencapaian kontrak baru secara substansial yang berdampak pada visibilitas pendapatan WSKT yang tidak memadai,” papar Yogie.

Dia menjelaskan, obligor dengan peringkat idBBB memiliki kemampuan yang memadai —dibandingkan dengan obligor Indonesia lainnya— dalam memenuhi komitmen keuangan jangka panjang.

“Walaupun demikian, kemampuan obligor lebih mungkin akan terpengaruh oleh perubahan buruk keadaan dan kondisi ekonomi,” ujarnya.

Menurut Yogie, Efek utang dengan peringkat idAAA merupakan peringkat tertinggi yang diberikan oleh Pefindo.

Kemampuan emiten untuk memenuhi kewajiban keuangan jangka panjang atas Efek utang tersebut dibandingkan emiten Indonesia lainnya adalah superior.

Sementara itu, akhiran ‘gg’ yang mengikuti peringkat Obligasi III-2021 milik WSKT tersebut menunjukan adanya pertimbangan keamanan dalam bentuk garansi dari pemerintah.

Peringkat perusahaan mencerminkan peran penting WSKT kepada pemerintah, posisi pasar yang kuat di sektor konstruksi dan keuntungan sebagai perusahaan konstruksi milik negara.

“Namun, peringkat dibatasi oleh profil likuiditas yang lemah, leverage keuangan yang tinggi dan lingkungan bisnis yang cukup fluktuatif pada industri konstruksi,” ungkap Yogie.

Tetapi, peringkat WSKT bisa saja dinaikkan, apabila perusahaan mampu memperbaiki leverage keuangan dan rasio cakupan utang secara berkelanjutan yang didukung oleh kekuatan backlog kontrak, agar dapat memberikan visibilitas pendapatan selama beberapa tahun ke depan.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

The Sanctuary Collection Sentul Gandeng Bank Mandiri Untuk Pembiayaan KPR

SENTUL-PT. Cipta Harmoni Lestari, anak perusahaan dari Harita Group yang

DPD Serahkan RUU Perimbangan Keuangan ke DPR

JAKARTA-Dewan Perwakilan Daerah (DPD) menyampaikan Rancangan Undang-Undang (RUU) Perimbangan Keuangan