Pefindo Revisi Outlook AKRA Jadi Positif, Rating di Level Double A Minus

Monday 14 Mar 2022, 5 : 34 pm
by
PT AKR Corporindo Tbk

JAKARTA-PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menetapkan peringkat PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) di level idAA- (Double A Minus), sedangkan prospek peringkat perusahaan direvisi dari ‘Stabil’ menjadi ‘Positif’.

Menurut hasil analisa yang dilakukan analis Pefindo, Aishantya dan Aryo Perbongso yang dikutip Senin (14/3), peringkat AKRA kembali ditetapkan pada level idAA- yang berlaku selama kurun 9 Maret 2022 sampai 1 Maret 2023.

Aishantya menyampaikan, rating idAA- juga disematkan pada Obligasi Berkelanjutan I-2017 yang diterbitkan oleh AKRA.

“Outlook untuk peringkat perusahaan direvisi menjadi ‘Positif’ dari ‘Stabil’, sehubungan dengan penurunan utang AKRA yang intensif selama tiga tahun terakhir,” ujarnya.

Dana pembayaran utang itu berasal dari arus kas yang kuat, terutama dari segmen perdagangan dan distribusi, serta kawasan industri.

“Kami berpandangan bahwa kondisi makroekonomi yang menunjukkan pemulihan dalam waktu jangka pendek hingga menengah diharapkan akan meningkatkan permintaan bahan bakar dan kimia dasar sebagai produk utama yang didistribusikan oleh AKRA,” kata Aishantya.

Di samping itu, lanjut dia, bisnis kawasan industri yang terintegrasi secara baik di Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE) dianggap dapat memperkuat EBITDA AKRA, dengan menyediakan model bisnis bermargin tebal dan pendapatan berulang yang stabil.

Aishantya menyampaikan, outlook AKRA bisa direvisi kembali menjadi ‘Stabil’, jika perusahaan mengeluarkan biaya investasi yang didanai oleh utang dengan nilai lebih tinggi dari perkiraan, tanpa dikompensasi oleh kinerja bisnis yang lebih kuat.

Dia menjelaskan, obligor dengan peringkat idAA memiliki sedikit perbedaan dengan peringkat tertinggi yang diberikan (idAAA) dan memiliki kemampuan yang sangat kuat untuk memenuhi komitmen keuangan jangka panjang.

Sedangkan, tanda minus (-) pada peringkat tersebut menunjukkan bahwa peringkat yang diberikan relatif lemah dan di bawah rata-rata kategori yang bersangkutan.

“Peringkat tersebut (idAA-) mencerminkan jaringan infrastruktur logistik perusahaan yang ekstensif, profil keuangan yang kuat secara berkelanjutan dan permintaan yang relatif kuat terhadap bahan bakar minyak maupun kimia dasar,” papar Aishantya.

Namun, jelas dia, peringkat AKRA dibatasi oleh paparan terhadap risiko volatilitas bisnis dalam industri pertambangan.

“Peringkat dapat dinaikkan, jika AKRA terus menurunkan jumlah utangnya pada level yang konservatif, yang ditunjukkan dengan rasio utang terhadap EBITDA kurang dari 2x secara berkelanjutan”.

Selain itu, lanjut Aishantya, peringkat AKRA bisa saja dinaikkan, apabila perusahaan mampu menjaga arus kas yang kuat, terutama pada bisnis utamanya, yakni perdagangan dan distribusi, serta kawasan industri.

“Peringkat juga dapat mengalami tekanan, jika terjadi penurunan EBITDA secara material akibat rendahnya permintaan, yang berdampak pada pelemahan profil keuangan,” katanya.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

BI- Pemerintah Perkuat Koordinasi Kebijakan Pengendalian Inflasi Daerah

JAKARTA-Gubernur Bank Indonesia (BI), Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, dan Menteri

Permendes 6/2020 Dikritisi, Komite I DPD: Penyaluran Dana Desa Jadi “Ruwet”

JAKARTA-Komite I DPD RI mengkritisi penerbitan Permendes 6 tahun 2020