Pemerintah Dorong Industri Nikmati Harga Gas Kompetitif Guna Pacu Daya Saing KIK

Rabu 9 Jun 2021, 7 : 25 pm
by
Direktur Jenderal Ketahanan, Perwilayahan dan Akses Industri Internasional (KPAII) Kemenperin, Eko SA Cahyanto

Saat ini, KIK membutuhkan gas sebanyak 36,6 MMSCFD.

“Industri eksisting yang menggunakan gas, yakni Inmas (pabrik susu kental manis) dan PT Daeyoung (perusahaan tekstil),” imbuhnya.

Menurut Eko, ketika melakukan kunjungan di PT Daeyoung.

Perusahaan tersebut mengeluarkan biaya untuk LPG sebesar USD13,8 per MMBTU atau lebih mahal dari biaya untuk manpower.

“Mereka menggunakan gas sebagai sumber energi dalam proses dyeing. Pasokan gas dari Jawa Timur,” ungkapnya.

Lebih lanjut, kapasitas produksi perusahaan tersebut baru mencapai 60% dari total kapasitasnya.

“Apabila harga gas lebih murah lagi, tentu akan meningkatkan kapasitasnya. Produk mereka sebagian besar untuk dalam negeri, dan sisanya diekspor ke Vietnam,” tandasnya.

Ia menambahkan, Pemerintah terus mendorong percepatan implementasi konsep industri hijau, termasuk di PT Daeyoung.

Dirjen KPAII berharap, seluruh industri yang berada di KIK dapat menikmati harga gas sebesar USD6 per MMBTU.

Hal ini dinilai dapat memacu produktivitas dan daya saing industri tersebut.

“KIK ingin adanya percepatan pembangunan pipa transmisi gas Cirebon-Semarang,” ujarnya.

Kebutuhan eksisting gas di KIK yang saat ini mencapai 36,6 MMSCFD, hampir 50% dari kebutuhan di Jawa Tengah sebesar 70 MMSCFD.

“Kebutuhan gas di Kendal akan lebih besar jika industri-industri lain di luar KIK sudah beroperasi,” pungkasnya.

Komentar

Your email address will not be published.

Don't Miss

DPR Akan Minta Penjelasan OJK Terkait Kebijakan WO Bank Sumut

JAKARTA-Kebijakan Write Off (WO) atau kredit hapus buku yang dilakukan

Sasmito Kritik Keras Penegakan Hukum di Era Jokowi

JAKARTA-Ketua Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Keuangan Negara (LPEKN), Sasmito Hadinegoro