Pendapatan PP Presisi Tumbuh Jadi Rp829,8Miliar per Maret 2022

Wednesday 11 May 2022, 2 : 55 pm
by
Ilustrasi

JAKARTA-Pendapatan PP Presisi Tbk (PPRE) tumbuh 24,7% menjadi Rp829 miliar pada kuartal pertama 2022, dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp665 miliar.

Demikian disampaikan Direktur Keuangan, Manrisk dan Legal PPRE, M. Arif Iswahyudi, di Jakarta, dikutip Rabu (11/5).

Menurut Arif, dari sektor konstruksi, termasuk didalamnya proyek-proyek infrastruktur dan jasa pertambangan mendominasi dalam menyumbang pendapatan sebesar Rp753,5 miliar atau 90,8% dari total pendapatan.

“Segmen usaha konstruksi berkontribusi sebesar 90,8%. Segmen ini meningkat sebesar 34,2%, dari Rp561,6 miliar menjadi Rp753,5miliar per Maret 2022,” katanya.

Arif mengemukakan, peningkatan tersebut berasal dari proyek jasa pertambangan yaitu Proyek Weda Bay Nickel, Proyek Morowali, Proyek MHU dan Jalan Hauling HPJ, serta proyek infrastruktur seperti Proyek Tol Indrapura Kisaran, Proyek Kolaka, Proyek PLTU Sulut Site Development.

Selain itu, juga Proyek Dermaga Belinyu, Proyek Bandara Sentani dan Sepinggan Balikpapapn, Proyek Tol Cinere Kukusan, dan Proyek Revitalisasi Bandara Halim.

Segmen usaha jasa pertambangan berkontribusi sebesar Rp137,7 miliar, lebih besar dari tahun lalu sebesar Rp32,6 miliar.

Hal ini menambah optimisme dan kepercayaan diri manajemen PPRE sebagai sumber pendapatan berulang (recurring income).

“Kami juga membukukan laba joint venture atas proyek pembangunan Bandara Dhoho Kediri yang berasal dari entitas anak kami, yaitu LMA sebagai kontraktor utama sekaligus menjadi lead of consortium sebesar Rp11,2 miliar pada triwulan pertama 2022,” ungkap Arif.

Arif menambahkan, peningkatan kinerja tersebut juga sesuai dengan peningkatan laba bersih sebesar 27%, dari Rp30,9miliar per Maret 2021 menjadi Rp39,2 miliar per Maret 2022.

“Posisi keuangan kami juga mengalami penguatan. Ini ditandai dengan peningkatan total aset sebesar 3,3%, dari Rp7,02 triliun per 31 Desember 2021 menjadi Rp7,26 triliun per 31 Maret 2022,” katanya.

Sementara itu, total utang PPRE naik 1,3%, dari Rp2,15 triliun per 31 Desember 2021 menjadi Rp2,18 triliun per 31 Maret 2022.

Ini seiring dengan pembiayaan belanja modal pembelian alat berat yang digunakan untuk mendukung pertumbuhan perolehan kontrak baru pada jasa pertambangan.

Perlu diketahui, sebesar 52,7% dari total kontrak baru tahun berjalan 2022 berasal dari jasa pertambangan.

Sektor jasa pertambangan membutuhkan dukungan ketersediaan alat berat dalam jumlah besar.

Adapun peningkatan total ekuitas PPRE sebesar 1,3%, dari Rp2,97 triliun per 31 Desember 2021 menjadi Rp3,01 triliun per 31 Maret 2022 seiring dengan peningkatan laba bersih Perseroan.

“Dari sisi kinerja, peningkatan kinerja maupun perolehan kontrak baru pada segmen usaha jasa pertambangan, kami harapkan dapat terus meningkat pada triwulan berikutnya dan menjadi sumber pendapatan berulang yang dapat meningkatkan pertumbuhan berkelanjutan”, tutup Arif. (lek/ym)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Tolak Munaslub Golkar, DPD Se-Indonesia Dukung Airlangga Hartarto

JAKARTA-Ketua DPD I Partai Golkar Jawa Barat, Ace Hasan memastikan

Gejolak Ekonomi Global Takkan Berpengaruh  Besar ke Indonesia

JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan, tahun