Lebih lanjut Yusak menjelaskan, kalaupun koalisi diletakkan dalam konteks parpol sebagai saluran rekrutmen kepemimpinan politik, maka KIB sah-sah saja jika pada akhirnya mendorong Capres dari luar.
“ Psikologi bertarung kan memang bagaimana bisa menang dan elektabilitas capres tetap menjadi variabel penting yang tidak bisa diabaikan.” sebut Yusak.
Namun, jika KIB mendorong Capres dari luar, selalu ada opsi untuk Ketum Airlangga.
“Saya kira masih ada opsi bagi Pak Airlangga untuk membangun bargaining sebagai cawapres. Golkar saya kira akan menyiapkan berbagai opsi terhadap berbagai kemungkinan yang terjadi,“ tandas Yusak.
Di luar sosok Capres, KIB disebut memiliki program yang baik.
Sejak awal dibentuk, KIB adalah bagaimana membangun koalisi programatik untuk melanjutkan program-program pemerintahan Pak Jokowi.
KIB menjadi yang paling siap meneruskan agenda pembangunan pak Jokowi terutama program-program ekonomi.
Maka, soal capres-cawapres, KIB akan mengikuti dinamika politik yang berkembang.***