Penurunan IKK Cerminan Perilaku Saving Tetap Berlanjut di Semester Pertama 2022

Tuesday 11 Jan 2022, 9 : 21 pm
suspensi, BEI, Saham HITS, KJEN
ilustrasi

JAKARTA-Analis PT Kanaka Hita Solvera (B-Trade Elliottician), Halimas Tansil menilai, penurunan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Desember 2021 menjadi 118,3 bisa menjadi cerminan bahwa perilaku masyarakat tetap memilih untuk berinvestasi atau menabung ketimbang berbelanja.

“Penurunan IKK yang terjadi pada Desember 2021 dibanding sebulan sebelumnya, menunjukkan bahwa masyarakat belum berani secara agresif untuk melakukan spending atau konsumsi. Masyarakat masih lebih memilih saving, meskipun ada tren pemulihan ekonomi di 2021,” kata Halimas kepada media di Jakarta, Selasa (11/1).

Sebagaimana diketahui, berdasarkan hasil survei Bank Indonesia (BI) untuk periode sepanjang Desember 2021, IKK tercatat menurun tipis menjadi 118,3 dari November 2021 di posisi 118,5.

Namun, BI menilai bahwa IKK Desember 2021 masih menunjukkan tingkat konsumsi yang optimistis.

Lebih lanjut Halimas mengatakan, tren pemulihan ekonomi di 2021 dibanding 2020 tidak secara serta-merta mengatrol level IKK.

Sehingga, jelas dia, kondisi tersebut mencerminkan bahwa dana masyarakat tetap memilih saving dana di tengah ketidakpastian ekonomi akibat isu tapering dari The Fed maupun penyebaran Covid-19 varian Omicron.

“Penyebaran Omicron saat ini, kita semua belum mengetahui seberapa besar atau meledaknya, tetapi semua orang masih was-was. Sehingga, data IKK pun menurun, karena masyarakat belum terlalu yakin dengan keberlanjutan pemulihan ekonomi, setidaknya hingga Semester I-2022,” papar.

Selain itu, jelas Halimas, faktor utama lainnya yang memicu ketidakpastian ekonomi global, yakni rencana Federal Reserve AS yang akan menaikkan Fed Funds Rate di tengah kenaikan inflasi AS.

“Kalau melihat kondisi di AS seperti sekarang ini, BI harus berkoordinasi dengan pemerintah untuk menjaga dana agar tetap bertahan di Indonesia,” ucap Halimas.

Dia mengatakan, indikator yang paling dekat untuk melihat potensi keberlanjutan pemulihan ekonomi domestik ada pada peningkatan IKK dan penanganan kondisi pandemi Covid-19 yang terkendali.

“Selain itu, nilai impor untuk barang-barang konsumsi. Hal ini sekaligus menunjukkan bahwa perusahaan sudah mulai optimistis,” imbuhnya.

Berdasarkan komunikasi Tim Riset B-Trade Elliottician, kata Halimas, saat ini pengelola mal masih menyebutkan bahwa tingkat kunjungan masih berkisar 50-55 persen dibanding kondisi sebelum pandemi Covid-19.

“Bahkan sampai saat ini pengelola mal masih memberikan diskon kepada tenant sebesar 25 persen,” ujarnya.

Melihat kondisi sektor konsumer tersebut, menurut analis Kanaka Hita Solvera, Daniel Agustinus, sebaiknya para investor bisa mempertimbangkan akumulasi pembelian saham INKP, TKIM dan SMGR untuk di sepanjang Semester I-2022.

Pada kesempatan tersebut, Daniel menyebutkan bahwa para pelaku pasar mesti mewaspadai saham-saham terkait batubara di Kuartal I-2022, seiring dengan adanya kebijakan pelarangan ekspor batubara.

Dia merekomendasikan untuk mengoleksi saham INCO dan ANTM.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

GKBRay A Paku Alam X Dukung Fashion Show Batik di Beringharjo

YOGYAKARTA-GKBRAy. A Paku Alam X, isteri dari Wakil Gubernur DI

Jokowi Dorong Implementasi Keterbukaan Informasi Perpajakan

TIONGKOK-Pemerintah Indonesia mendukung penerapan kebijakan pertukaran informasi keuangan untuk kepentingan