Penyaluran Kredit Bank BTPN Tumbuh 7% pada 2023

Tuesday 27 Feb 2024, 11 : 54 pm
Direktur Utama Bank BTPN Henoch Munandar

JAKARTA – PT Bank BTPN Tbk (Bank BTPN) mencatatkan peningkatan penyaluran kredit sebesar 7% menjadi Rp 156,56 triliun pada 2023, dari Rp 146,12 triliun pada akhir tahun 2022.

Peningkatan kredit tersebut terutama didorong oleh penyaluran pinjaman kepada nasabah korporasi, usaha kecil dan menengah, dan Jenius.

Hal itu dikemukakan Direktur Utama Bank BTPN Henoch Munandar dalam keterangan resmi, dikutip Selasa (27/2/2024).

Henoch mengemukakan, sebagai bentuk komitmen untuk memberdayakan usaha mikro, kecil, dan menengah, Bank BTPN mencatat pertumbuhan rasio pembiayaan inklusif makrporudensial (RPIM) menjadi 29,14% per akhir Desember 2023, dari 24,57% pada periode yang sama tahun 2022.

Bank BTPN juga berhasil menjaga kualitas kredit tetap baik.

Rasio gross non-performing loan (NPL) turun ke level 1,36% pada akhir 2023 dari level 1,43% pada periode yang sama tahun lalu.

Rasio ini lebih rendah dibanding rata-rata industri yang tercatat sebesar 2,2% pada akhir Desember 2023.

Saldo Current Account & Saving Account (CASA) Bank BTPN tercatat meningkat sebesar 10% yoy dari Rp 40,16 triliun menjadi Rp 44,19 triliun pada akhir 2023.

Rasio CASA juga mengalami peningkatan dari 35,0% menjadi 40,8%.

Sementara itu, total deposito mengalami penurunan sebesar 14% yoy menjadi Rp 64,01 triliun, yang berdampak pada penurunan total dana pihak ketiga (DPK) Bank BTPN sebesar 6% yoy dari Rp 114,87 triliun pada akhir Desember 2022 menjadi Rp 108,20 triliun pada akhir Desember 2023.

Penurunan ini terkait upaya Bank BTPN untuk mengoptimalkan biaya dana.

Kemudian pendapatan bunga bersih Bank BTPN naik 3% year- on-year (yoy) menjadi Rp 12,04 triliun pada 2023, dari Rp 11,68 triliun tahun 2022.

Kenaikan bunga bersih tersebut membuat Net Interest Margin (NIM) terjaga di level 6,45%, lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang sebesar 6,32%.

Kenaikan pendapatan bunga bersih, yang terutama dikontribusikan oleh pendapatan bunga dari kredit yang diberikan, juga mendorong kenaikan pendapatan operasional Bank BTPN sebesar 3% yoy, yang kemudian menghasilkan pertumbuhan pre-provision operating profit (PPOP) menjadi Rp 6.511 miliar dari Rp 6.498 miliar.

Adapun laba bersih setelah pajak Bank BTPN (konsolidasi) yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk tercatat Rp 2.358 miliar pada 2023, lebih rendah 24% yoy.

Penurunan ini disebabkan oleh keputusan perusahaan untuk menambah pencadangan kredit sebesar Rp 1.210 miliar.

Perusahaan menambah pencadangan kredit juga sebagai bentuk antisipasi berakhirnya POJK relaksasi kredit restrukturisasi pada 31 Maret 2024.

Meski begitu, Bank BTPN masih dapat menjaga rasio likuiditas dan pendanaan berada di tingkat yang sehat, dengan liquidity coverage ratio (LCR) mencapai 199,7% dan net stable funding ratio (NSFR) 113,8% per 31 Desember 2023. Perseroan mencatat rasio kecukupan modal capital adequacy ratio (CAR) yang kuat di 29,9%.

Menurut Henoch, dukungan nasabah Bank BTPN melalui program-program unggulan, termasuk Daya, merupakan faktor utama di balik keberhasilan Bank BTPN pada tahun 2023.

“Seiring dengan momentum ulang tahun Bank BTPN yang ke-66 untuk mengakselerasi pertumbuhan, kami akan terus mempromosikan optimisme dalam perekonomian melalui solusi layanan keuangan berkelanjutan untuk semua segmen, didukung oleh teknologi digital terdepan, dan dengan mengintegrasikan nilai-nilai keberlanjutan dalam setiap langkah kami,” ujar Henoch.

Dengan berangkat dari empat pilar utama, yaitu literasi keuangan, pengembangan kapasitas diri, peningkatan kapasitas usaha, dan kehidupan yang berkelanjutan, program Daya di Bank BTPN telah memberikan manfaat kepada lebih dari 5,5 juta individu sepanjang tahun 2023 melalui 11.359 aktivitas yang berpusat pada komunitas.

Bank BTPN juga mengusung komitmen terhadap keberlanjutan lingkungan dalam menjalankan tanggung jawab perusahaan.

Dengan komitmen untuk mencapai target emisi nol bersih pada tahun 2030, Bank BTPN telah menerapkan berbagai strategi melalui produk-produk, seperti pembiayaan hijau, ESG Deposit, dan pendanaan sosial.

Visi berkelanjutan dari Bank BTPN juga ditunjukkan melalui evolusi Jenius yang kini telah menjadi solusi keuangan untuk mendukung gaya hidup para nasabah, terutama bagi nasabah yang digital-savvy.

Sejak diluncurkan tujuh tahun lalu, Jenius telah menghadirkan lebih dari 40 fitur inovatif yang  tersedia bagi nasabah di seluruh Indonesia. Hingga akhir 2023, Jenius mencatatkan pertumbuhan jumlah registered user sebesar 19% menjadi 5,2 juta, dari 4,4 juta pada periode sebelumnya.

Total penyaluran kredit (Flexi Cash, Digital Macro, Kartu Kredit Jenius Visa, PayLater) menunjukkan peningkatan yang luar biasa sebesar 121% menjadi Rp 2 triliun dari tahun sebelumnya. Tak ketinggalan, dana pihak ketiga yang dikelola Jenius juga tumbuh sebesar 8% menjadi Rp 25,5 triliun.

“Inisiatif berkelanjutan Bank BTPN merupakan cerminan dari nilai-nilai inti yang dipegang teguh dalam setiap aspek operasionalnya, termasuk integritas, fokus pada nasabah, proaktif dan inovatif, kecepatan dan kualitas, serta sinergi. Kami percaya bahwa keberlanjutan bukan hanya tentang pertumbuhan finansial, tetapi juga bagaimana solusi layanan keuangan berkelanjutan kami dapat memberikan dampak yang nyata pada kehidupan masyarakat,” tutup Henoch.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Rencana konsolidasi ini masih dalam tahap kajian, dan tahap berikutnya akan dilakukan kajian terhadap opsi unlocking value terbaik yang akan memberikan manfaat terbesar bagi perusahaan

TLKM Tebar Dividen Tunai Sebesar Rp16,64 Triliun

JAKARTA-Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Telkom Indonesia (Persero)

Mantan Wali Kota Depok Diperiksa Polresta Depok, Ada Apa?

DEPOK-Mantan orang nomor Satu Kota Depok Nur Mahmudi Ismail mendatangi