Perbankan Butuh Dukungan Sektor Riil

Monday 10 Jun 2013, 10 : 22 pm
by

JAKARTA-Keinginan perbankan nasional memperluas pasarnya secara regional diperikarakan tidak akan mudah selama sector rill  belum melakukan ekspansi usaha ke luar negeri.  Sebab untuk bisa langsung melayani nasabah domestik di salah satu negara, bank itu membutuhkan perusahaan-perusahaan asal Indonesia sebagai basis nasabah. “Jadi harus punya nasabah dulu.  Karena itu, sektor riil dulu masuknya,” ujar Ketua Umum Perhimpunan Bank-bank Nasional (Perbanas) saat ditemui disela-sela acara konferensi Press Jazz Gunung Indonesia di Hotel Kempinski, Jakarta, Senin (10/6).

Menurut dia, untuk bisa menembus pasar regional tidak bisa hanya mengandalkan perbankan saja. Karena harus dimulai oleh sektor rill juga, seperti Garuda, Telkom dll masuk regional dulu. “Baru nanti bank ngikut, kan bank follow the trade (industri) dulu,” kata dia.
Dia menjelaskan, perbankan nasional harus tetap mengembangkan pasar domestik selain ekspansi secara regional. Penguatan pasar domestic harus dilakukan seiring dengan pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada 2015. Jika tidak ada langkah antisipasi maka perbankan nasional akan keteteran menghadapi ketatnya persaingan industry perbankan di ASEAN. “Kita termasuk ekonomi terbesar di ASEAN, jangan sampai tuan rumah itu tidak menguasai. Untuk jangka menengah panjang, kita harus bisa ekspansi ke luar ASEAN, jangan sampai orang masuk terus. Tapi dalam waktu pendek memang penting untuk fokus di pasar domestik,” jelas dia.

Sigit mengingatkan pemerintah agar segera bisa memutuskan kenaikan harga bahan bakar minyak. Sebab ketidakpastian pada kenaikan harga BBM bersubdisi kembali menekan nilai tukar rupiah. “Saya ingat waktu acara di IBEX kami ingatkan pemerintah apakah kenaikan bbm mau naik atau tidak, pelemahan ini kan dampak ketidakpastian,” imbuh dia.

Sigit menambahkan, selain karena dampak ekonomi global. Kondisi ekonomi di tanah air juga sangat berpengaruh pada kestabilan nilai tukar. “Saya minta sih segera putuskan kenaikan harga, karena kalau tidak pasar akan terus merespon,” tukas Sigit.

Lebih lanjut Sigit menambahkan, tekanan nilai tukar juga akan berdampak pada tingginya biaya operasi moneter BI. “Ini yang menyebabkan tergerusnya cadangan devisa (cadev) kita,” imbuh dia.

Sigit mengaku sudah meminta secara resmi ke pemerintah agar segera mengambil kepututsan mengenai kenaikan harga BBM. Dimana pernyataan ini dikatakan saat menyampaikan sambutan pada pembukaan Indonesia Banking Expo (IBEX) 2013. “Permintaan bankir sebagai pelaku industri perbankan kepada pemerintah, khususnya terkait dengan persoalan subsidi BBM. Dengan adanya kepastian soal kenaikan harga BBM, maka kerja keras pemerintah selama ini bisa terealisasi. Namun sebaliknya, jika seperti saat ini, masih dalam ketidakpastian,” pungkas Sigit.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Pemegang Saham PBRX Setujui Penambahan Modal Dasar Jadi Rp2 Triliun

JAKARTA-Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Pan Brothers Tbk
IHSG, bursa saham, sekuritas

IHSG Berpotensi Mixed Cenderung Turun, Mainkan INKP, PANR dan JPFA

JAKARTA-Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini