Ganjar-Mahfud dianggap memiliki ruang publik yang terbuka dan kapasitas pengambil kebijakan yang relatif pintar.
Tradisi blusukan yang telah menjadi budaya Ganjar Pranowo menjadi nilai tambah, memastikan bahwa pemimpin dapat tetap terhubung dengan masyarakat di tengah kemajuan teknologi dan modernisasi.
Dalam konteks bisnis, lanjutnya, lebih dari 80 persen perwakilan rakyat di DPR dan MPR mewakili golongan pebisnis atau pengusaha.
“Oleh karena itu, kepemimpinan yang memahami masyarakat bawah, seperti yang dimiliki Ganjar-Mahfud, dianggap penting agar kebijakan yang dihasilkan tidak hanya menguntungkan kelompok besar tetapi juga masyarakat kecil, terutama para petani,” ungkap Darto.
Kedua, kata Darto, referensi dari kepemimpinan Ganjar menunjukkan visi untuk membangun Badan Usaha Milik Petani (BUMP).
Langkah ini, yang sudah dirintis di Jawa Tengah, dianggap sebagai dukungan nyata terhadap usaha masyarakat di sektor sawit.
Dengan memfokuskan pada hulu dan hilir industri, Ganjar-Mahfud diharapkan dapat menggerakkan inovasi dan memperkuat ikon industrialisasi di tingkat masyarakat.
Dalam konteks hilirisasi, kata Darto, Ganjar-Mahfud diharapkan dapat membawa terobosan baru yang menguntungkan seluruh masyarakat, bukan hanya kelompok besar.
“Dalam perspektif kebijakan Uni Eropa terkait masalah lingkungan, diperlukan dasar nasional yang jelas untuk menjaga ke