PPRE Targetkan Kontribusi Recurring Income Sebesar 50% Dari Pendapatan

Thursday 11 Nov 2021, 9 : 53 pm
by
suspensi, BEI, Saham HITS, KJEN
ilustrasi

JAKARTA-PT PP Presisi Tbk (PPRE) mengaku akan lebih fokus pada pengembangan jasa pertambangan sebagai sumber recurring income yang diharapkan bisa memberikan kontribusi hingga 50 persen terhadap total pendapatan di 2025.

“Kami menargetkan jasa pertambangan akan memberikan kontribusi sebesar 50 persen atau terbesar di antara lini bisnis lainnya pada tahun 2025,” kata Direktur Utama PPRE, Rully Noviandar saat pelaksanaan Public Expose di Jakarta, Kamis (11/11).

Dia mengatakan, peningkatan harga nikel yang terdorong oleh kenaikan permintaan bahan baku baterai dan adanya kepercayaan dari salah satu tambang nikel terbesar di Indonesia, membuat perseroan akan lebih fokus pada pengembangan jasa pertambangan.

Guna dapat mencapai target kontribusi recurring income sebesar 50 persen terhadap pendapatan, Rully mengatakan bahwa saat ini perseroan sudah memiliki sejumlah strategi, yakni optimalisasi alat berat, peningkatan kapasitas keuangan, peningkatan kapabilitas sumber daya manusia, penerapan centralize SCM, dukungan teknologi informasi dan equipment technology, serta peningkatan tata kelola perusahaan.

“Sehingga, jasa pertambangan yang terintegrasi dapat segera terwujud dan akan memberikan better profit, stakeholder value added dan better cashflow,” ucap Ruly.

Dengan demikian, jelas dia, PPRE telah menganggarkan belanja modal (capex) yang diestimasikan bisa mencapai Rp500 miliar.

Sebagian besar akan dialokasikan sebagai capex expanding untuk mining services di 2022 dalam upaya menambah jumlah fleet sesuai kebutuhan dari adanya penambahan kontrak baru.

“Untuk membiayai capex tersebut, kami merencanakan untuk mengeluarkan obligasi pada kuartal kedua 2022,” Direktur Keuangan PPRE, Benny Pidakso dalam kesempatan yang sama.

Benny menambahkan, perolehan kontrak baru PPRE per Oktober 2021 mencapai Rp4,8triliun atau meningkat sebesar 129 persen (year-on-year).

Realisasi kontrak baru ini telah melampaui target di 2021 atau mencapai 133 persen.

Adapun sebesar 49 persen dari kontrak baru tersebut berasal dari kontrak jasa pertambangan.

“Diprognosakan (kontrak baru) akan mencapai Rp5,3 triliun hingga akhir Desember 2021. Sedangkan, revenue dan EBITDA diprognosakan masing-masing mencapai sebesar Rp3,1 triliun dan Rp940 miliar,” kata Benny.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Verifikasi Faktual, Partai Demokrat Sambangi Kediaman Bang Teguh

JAKARTA-Usai mengembalikan formulir pendaftaran Calon Gubernur DKI Jakarta ke Partai

Kapan Mereview Portofolio Investasi?

OLeh: Freddy Tedja Setelah investor menentukan portofolio dan diversifikasi investasi