Produk Furnitur Indonesia Menggeliat di Pasar Eropa

Friday 5 Sep 2014, 5 : 37 pm
by

JAKARTA-Produk furnitur Indonesia sedang menggeliat di pasar Eropa. Jaminan  bahan baku yang memperhatikan isu lingkungan membuat produk Indonesia makin dicari. Tak heran,  begitu ikut pameran di ajang SPOGA Gafa Jerman beberapa waktu lalu, 10 perusahaan furniture Indonesia langsung kebanjiran order.

Tak ayal, Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Nus Nuzulia Ishak berbangga hati. “Baru  hari pertama pameran dibuka, beberapa perusahaan sudah dapat penglaris pesanan dari sejumlah  negara. Ini patut diacungi jempol,” kata Nus Nuzulia Ishak, di Jakarta, Jumat (5/9).

SPOGA 2014, the garden trade fair, memang ajang pameran paling kesohor di Eropa. Pesertanya berjumlah tak kurang dari 2000 perusahaan papan atas di negaranya masing-masing yang berasal dari  50 negara dari berbagai belahan bumi. Indonesia salah satunya. Apalagi penyelenggara pameran  bergengsi ini juga bukan sembarangan, tetapi organisasi kelas wahid dari negeri pemenang sepak bola Piala Dunia 2014, yakni Koelnmesse, Koln, Jerman. Tahun ini mereka merayakan 90 tahun beroperasi.

Pameran ini membetot animo pengunjung dari berbagai negara Eropa dan Amerika. Hingga penutupan, 10 perusahaan Indonesia berhasil mencatat 547 kontak dagang dan rencana kontrak sebesar USD 2,45 juta. “Paviliun Indonesia secara keseluruhan berhasil menaikkan target hingga 6 kali lipat dari tahun sebelumnya menjadi USD 463.620,” Nus menambahkan.

Kunci keberhasilan ini ternyata sudah ditebak. “Keberhasilan ini berasal dari persiapan yang matang, peserta yang telah mengikuti program pelatihan, serta didukung lokasi strategis di tengah paviliun negara Eropa. Para eksportir juga makin percaya diri karena kualitas produk yang ditampilkan hampir sama dengan para peritel besar,” ujar Nus.

Peserta pameran memang sudah disiapkan, dilatih, diajari kiat-kiat dan berbagai tips, bahkan selama pameran juga didampingi. “Peserta pameran dipilih dan diseleksi secara ketat dari berbagai aspek seperti keuangan, jumlah pegawai, proses produksi hingga desain produk,” ujar Nus.

Usut punya usut, persiapan yang matang ini telah diprogramkan oleh Kementerian Perdagangan. “Sejatinya ini implementasi kerja sama Kementerian Perdagangan dengan Swiss Import Promotion Programme (SIPPO) dalam upaya meningkatkan kemampuan perusahaan furnitur Indonesia memasuki pasar Eropa,” ujarnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Dampak Putusan MA, PPP Djan Farid Tegaskan Tak Ada PAW

JAKARTA-Putusan Mahkamah Agung (MA) yang mengabulkan seluruh gugatan PPP Djan

Semester 1-2015, Aset Bank OCBC NISP Meningkat 20%

JAKARTA-Bank OCBC NISP kembali mencatatkan kinerja dan pertumbuhan yang menggembirakan