JAKARTA-Harga minyak mentah dunia lanjutkan penguatan sekitar satu persen pada penutupan perdagangan Jumat (18/8/2023) waktu setempat atau Sabtu pagi (19/8/2023) WIB.
Meningkatnya harga komoditas tersebut dipicu oleh mencuatnya tanda-tanda pelemahan produksi minyak mentah Amerika Serikat (AS).
Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman September 2023 ditutup untuk pengiriman September 2023 menguat 86 sen, atau sekitar 1,1%, menjadi US$81,25 per barel di New York Mercantile Exchange.
Adapun harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Oktober 2023 berakhir melesat 68 sen, atau sekitar 0,8%, menjadi US$84,80 per barel di London ICE Futures Exchange.
Data industri terbaru menunjukkan jumlah fasilitas pengeboran minyak dan gas alam AS, indikator awal produksi di masa depan, turun untuk pekan keenam secara beruntun.
Penurunan produksi AS membuat pasokan minyak mentah dunia semakin ketat hingga akhir tahun ini. Kondisi ini dapat mendorong harga minyak lebih tinggi lagi.
Adapun harga minyak mentah dunia mengalami penguatan selama tujuh minggu berturut-turut sejak Juni.
Ini seiring keputusan negara-negara yang tergabung dalam Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) dan sekutunya yang dikenal dengan sebutan OPEC+ memperpanjang pengurangan produksi minyak secara sukarela yang berdampak pada ketatnya pasokan.
Harga minyak mentah WTI naik sekitar 18% dan Brent melonjak 20% selama tujuh pekan yang berakhir 11 Agustus.
Minggu ini, harga minyak turun sekitar 2,0% dibandingkan pekan lalu, karena krisis properti yang memburuk di Tiongkok.
Kondisi ini menambah kekhawatiran terkait lambannya proses pemulihan ekonomi di Negeri Tirai Bambu tersebut dan mengurangi minat investor terhadap aset-aset berisiko di seluruh pasar. (ANES)
