Program 35.000 MW, Dongkrak Rasio Elektrifikasi Jadi 97,4%

Tuesday 8 Sep 2015, 5 : 49 pm
by
Mentri ESDM, Sudirman Said

JAKARTA-Menteri Koordinasi Kemaritiman dan Sumber Daya Rizal Ramli akan memangkas target proyek listrik 35.000 MW. Namun wacana Rizal Ramli ini ditolak.

Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Sudirman Said bertekad untuk meningkatkan rasio elektrifikasi pada tahun 2019 menjadi 97,4% melalui program 35.000 MW. Tekad tersebut dilandasi masih banyaknya wilayah-wilayah di Indonesia yang belum terlistriki. “Rasio elektrifikasi kita masih rendah artinya masih ada ribuan desa, jutaan penduduk yang mendapatkan akses listrik, tidak adil kalau kita tidak kerja keras untuk memenuhi kebutuhan listrik mereka karena listrik adalah jendela peradaban,” ujar Sudirman Said saat itu.

Menurutnya, konsumsi listrik perkapita Indonesia hanya sepersepuluh dari Singapura dan seperlima dari Malaysia. Hal ini menyebabkan akses terhadap layanan kesehatan dan pendidikan serta kenyamanan masih rendah. Berdasarkan data yang dimiliki kementerian esdm, saat ini masih terdapat sekitar 8,9 juta rumah tangga , 2.519 desa dan 136 kecamatan belum memperoleh akses listrik.

Penambahan kapasitas diperlukan untuk memenuhi pertumbuhan, karena itu program 35.000 MW harus dilakukan. Selain memberikan ketercukupan listrik bagi masyarakat program 35.000 MW juga membawa dampak ekonomi ikutan lainnya yaitu, masukknya investasi sebesar 72.942 juta USD, pembangunan 291 pembangkit, harus membangun 732 transmisi dengan 75.000 set tower, 1.375 gardu induk, 301.300 Km konduktor alumunium 2.600 set travo dengan total volume 3,5 juta ton baja.

Serapan tenaga kerja, untuk proyek 35.000 MW ini diperkirakan untuk tenaga kerja langsung mencapai 650 ribu dan tidak langsung 3 juta pekerja. TKDN 40% dari investasi total investasi (29,2 juta USD). “Jadi akan ada kegiatan ekonomi yang masif di tempat – tempat transmisi dan pembankit dibangun,” ujar Sudirman.

Pemerintah memperkirakan hingga akhir Desember tahun ini yang akan COD (commercial on date) sebesar 5,459 MW, PPA (power purchase agreement) sebesar 22,728 MW dan GB (ground breaking) sebesar 5,990 MW. Tahun 2016 hingga 2019 yang akan COD sebesar 39.157 MW dan IPP 27.650 MW.

Proyek 35.000 MW akan dikerjakan secara sinergi antara PLN dan swasta. Perusahaan Listrik Negara (PLN) direncanakan akan mengerjakan proyek pembangkit sebesar 5.000 MW sedang sisanya akan dikerjakan swasta sebesar 30.000 MW.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Phapros Bidik Laba Bersih dan Pendapatan di 2020 Tumbuh 10%

JAKARTA-PT Phapros Tbk (PEHA), anak usaha PT Kimia Farma (Persero)

Menperin Minta Gubernur Dukung Penyusunan RPIP

JAKARTA-Kementerian Perindustrian (Kemenperin) akan terus berupaya melakukan percepatan pemerataan dan