Resmi, Saham Bentoel Internasional Investama Dihapus dari BEI

Wednesday 17 Jan 2024, 7 : 08 pm
by
PT Bentoel Internasional Investama Tbk

JAKARTA-Bursa Efek Indonesia (BEI) resmi menghapus pencatatan (delisting) saham PT Bentoel Internasional Investama Tbk (RMBA) pada hari ini, Selasa (16/1/2024).

Berdasarkan pengumuman Kepala Divisi Penilaian Perusahaan I Rina Hadriyani dan Kepala Divisi Pengaturan dan Operasional Perdagangan Pande Made Kusuma Ari A, dikutip Rabu (17/1/2024), penghapusan atau delisting saham RMBA dilakukan Bursa karena telah dipenuhinya persyaratan dan prosedur delisting sebagaimana yang terdapat pada ketentuan III.2 Peraturan Bursa No.: I-I tentang Penghapusan Pencatatan (Delisting) dan Pencatatan Saham Kembali (Relisting).

“Bursa menyetujui penghapusan pencatatan efek perseroan dari Bursa Efek Indonesia efektif pada Selasa, 16 Januari 2024,” tulis Kepala Divisi Penilaian Perusahaan I Rina Hadriyani.

Menurut Rina, dengan dicabutnya status RMBA sebagai Perusahaan Tercatat maka Perseroan tidak lagi memiliki kewajiban sebagai Perusahaan Tercatat dan Bursa Efek Indonesia akan menghapus nama Perseroan dari daftar Perusahaan Tercatat yang mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia.

Dalam hal Perseroan kembali mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia, maka proses pencatatan saham dilakukan dengan mengacu pada ketentuan yang berlaku.

Direktur Bentoel Internasional Investama Dinar Shinta mengungkapkan, rencana delisting RMBA ini sudah diutarakan sejak tahun 2022, dan dalam prosesnya RMBA menghadapi beberapa kendala penyelesaian delisting ini.

Dalam perjalanannya selama lebih dari delapan dasawarsa, dikutip dari situs web perseroan, Bentoel Group telah menjadi perusahaan tembakau terbesar keempat di Indonesia. Perusahaan didirikan pada tahun 1930 oleh Ong Hok Liong dengan nama Strootjes Fabriek Ong Hok Liong, yang memproduksi brand local ternama seperti Bentoel Biru, Tali Jagat, Bintang Buana, Sejati, Neo Mild, dan Uno Mild.

Saat ini, saham Bentoel Internasional Investama Tbk (RMBA) dikuasai oleh British American Tobacco (BAT), yang masih menjadi pemegang saham utama produsen rokok dengan merek dagang Dunhill dan Lucky Strike tersebut. BAT merupakan sebuah perusahaan tembakau global dengan jaringan di lebih dari 180 negara.

Saham RMBA dicatatkan dan mulai diperdagangkan di di Bursa Efek Indonesia pada 5 Maret 1990 dengan harga perdana sebesar Rp3.800 per saham.

Saat itu, RMBA tercatat sebagai produsen rokok kretek pertama di Indonesia yang mencatatkan sahamnya di bursa saham dan menjadi perusahaan publik.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Di Hajatan Akbar Rakyat Semarang, Mahfud MD Ungkap 3 Solusi Majukan Indonesia

SEMARANG– Calon Wakil Presiden nomor urut 3, Mahfud MD mengatakan,

Polres Tangsel Selidiki Penyebab Terbakarnya Rumah Saidun Sinaga

TANGERANG-Kepolisian Polsek Legok, Polres Tangerang Selatan, masih menyelidiki terbakarnya satu