Saatnya Kabinet Kembali Disterilkan!

Tuesday 15 Aug 2023, 4 : 40 pm
by
Saiful Huda Ems (SHE). Lawyer dan Ketua Umum Ormas HARIMAU JOKOWI.

Oleh: Saiful Huda Ems

Perlahan namun pasti, gambaran Peta Politik Indonesia 2024 sudah mulai terlihat.

Seperti yang sudah saya prediksi sebelumnya, PAN dan GOLKAR pada akhirnya merapat ke kubu Prabowo (GERINDRA), sebagaimana PKB, meskipun Muhaimin Iskandar sudah lama tidak tahan menahan gairah politiknya yang menggebu-gebu untuk jadi Cawapres dari Capres siapapun, baik itu Capres Prabowo maupun Capres Ganjar Pranowo.

Muhaimin nampaknya mulai sadar, mau tetap mempertahankan egonya untuk tetap memaksakan diri sebagai Cawapres, ataukah mau bersedia meredam egonya jika tidak ingin dihabisi secara politis oleh 3 poros kekuatan politik Nahdliyin, yakni Gus Yahya Cholil Staquf yang merupakan representasi dari PBNU (NU Struktural), Yenny Wahid (Gus Durian NU Kultural), dan Mahfud MD (NU Birokrat).

Dengan sadarnya Muhaimin terhadap situasi politik ini, maka Muhaimin rela untuk dukung Prabowo meskipun tidak dijadikan Cawapresnya, melainkan mungkin hanya dapat jatah beberapa orang menteri saja.

Itupun jika nanti Prabowo menang. Jika Muhaimin tetap memaksakan diri untuk jadi Cawapres, saya dengar dia akan segera berurusan dengan KPK.

Semua orang tentu masih ingat dengan Kasus Dus Durian yang pernah menggemparkan beberapa tahun silam bukan?

Jadi di NU itu ada yang Gus Durian dan ada pula yang pengikut Dus Durian.

Dua kelompok ini sampai detik ini tidak pernah dapat menyatu, karena penggusuran Gus Dur dari PKB oleh Muhaimin yang direstui Presiden SBY ketika itu, sudah menjadi Trauma Hitam yang sangat sulit terlupakan.

Maka bergabungnya PKB ke kubu Prabowo merupakan usaha tutup pintu Muhaimin terhadap masuknya Gus Yahya Cholil dan Yenny Wahid serta Mahfud MD pada kubu Prabowo.

Pun demikian dengan Airlangga Hartarto, yang beberapa waktu lalu dipanggil Kejaksaan Agung dan diperiksa selama 13 jam, lalu segera menemui Puan Maharani (PDIP), sepertinya tidak mendapatkan pertolongan dari PDIP (partai yang sedang berkuasa).

Akhirnya Airlangga nekat membawa gerbongnya (GOLKAR) ke kubu Prabowo.

Sedangkan Zulkifli Hasan yang awalnya hendak merapat ke kubu Ganjar Pranowo, merasa gagal menduetkan Ganjar dengan Erick Tohir, hingga melompatlah Zulkifli dengan PAN nya ke kubu Prabowo.

Bukan Instruksi Jokowi

Orang-orang mengira bahwa lompatan GOLKAR, PAN termasuk PKB yang lebih dahulu ke kubu Prabowo merupakan instruksi dari Presiden Jokowi, ya jelas salah besar.

Perseteruan Presiden Jokowi dengan Ibu Megawati itu terlalu dibesar-besarkan, dan itu sebenarnya sudah sering terjadi setiap menjelang Pilpres.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

BTN Virtual Property Expo Menjawab Kebutuhan di Masa Pandemi

JAKARTA-PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. kembali menggelar pameran perumahan
Sahat Sinaga

Sahat Sinaga: Aksi Mahasiswa Disusupi Agenda Politik Menggagalkan Pelantikan Presiden

JAKARTA-Pengurus Nasional Perkumpulan Senior Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (PNPS GMKI)