Dia yang mendapatkan kabar itu langsung murka, sampai kemudian ia memaksa adik iparnya untuk menuruti semua skenario jahat berikutnya.
Adik ipar lalu membuat keputusan yang sangat kontroversial, tak peduli lagi apapun reaksi yang ada di masyarakat.
Keponakannya tak lama kemudian langsung dideklarasikan sebagai Calon Wakil Kepala Negara, setelah sebelumnya bapaknya memanggil semua ketua-ketua umum partai yang menjadi sandera politiknya untuk mau mendukung rencana jahatnya.
Negeri inipun berguncang hebat, namun dia sangat faham betul bahwa rakyat yang telah dibutakan dan dimiskinkannya tak akan bereaksi banyak.
Ia sangat mengerti, Bansos yang digencarkan sebelum pertandingan, akan menumpulkan daya kritis rakyatnya.
Kecurangan demi kecurangan yang direncanakannya semuanya berjalan sempurna, nyaris tak ada protes atau perlawanan yang berarti.
Langkah-langkah antisipasinya bahkan ketika perlawanan akan datang dari kubunya sendiri sudah dihitungnya.
Partai yang suaranya dicuri untuk dialihkan ke partai yang didukungnya, ketua umumnya diangkat jadi menteri.
Lalu partai yang digembar-gemborkannya akan masuk Senayan, dicarikan suara dari partai Tanah Suci setelah ia tau partai kesayangannya tak memenuhi syarat untuk masuk Senayan.