Sangat Aneh, Setnov Dikeroyok Oleh Begitu Banyak Penyakit

Sunday 24 Sep 2017, 12 : 27 am
by
Ketua Umum Partai Golkar, Setya Novanto

JAKARTA – Koordinator Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI), Petrus Salestinus menilai pengungkapan jumlah dan jenis serta kadar penyakit yang diderita oleh tersangka dugaan korupsi proyek e-KTP, Setya Novanto secara berlebihan memberi kesan seolah-olah penyakit bagi segelintir orang bisa ditimbun untuk digunakan pada suatu waktu tertentu, untuk tujuan tertentu pula termasuk untuk menangkal pelaksanaan tugas KPK dalam perkara korupsi.

“Jika benar sakit dan penyakit yang diderita Setya Novanto, baru diketahui atau ditemukan oleh dokter RS yang merawatnya beberapa saat menjelang waktu pemeriksaan KPK maka Partai Golkar dan Setya Novanto seharusnya berterima kasih kepada KPK,” ujarnya.

Pasalnya, semua penyakit yang bertumpuk dan menimbun dalam tubuh Setya Novanto susul menyusul muncul dan berhasil didiagnosa oleh dokter saat hendak diperiksa sebagai tersangka oleh  KPK.

“Dengan demikian sebetulnya dunia kedokteran kita masih mengalami kemunduran karena terhadap sejumlah orang tertentu penyakitnya itu hanya bisa didiagnosa ketika berurusan dengan KPK,” imbuhnya.

Sejauh ini, banyak pihak beramai-ramai mengobral semua jenis dan kadar penyakit yang diderita oleh Setya Novanto ke publik, tanpa memperhatikan rahasia pasien, rahasia jabatan dokter atau yang disebut rahasia medik.

Ilmu Kedokteran mengenal Rekam Medis dan Rahasia Medis yang digunakan untuk keperluan diagnosa si pasien dan menjadi rahasia dokter dan pasiennya.

Lalu mengapa sejumlah orang antara lain Deisti Astriani Tagor (Istri Setya Novanto), Idrus Marham (Sekjen Partai Golkar), Nurul Arifin (Ketua Bidang Media dan Penggalangan Opini Partai Golkar) dan Setyo Lelono (Kakak Kandung Setya Novanto) sering bicara ke media tentang jumlah, jenis bahkan kadar penyakit berikut peluang kesembuhan.

Padahal ini adalah Rahasia Medik yang hanya dibuka secara sangat terbatas termasuk untuk kepentingan penegakan hukum.

“Tanpa KPK menjadwalkan pemeriksaan terhadap Setya Novanto sebagai tersangka, mungkinkah penyakit yang diidap begitu banyak dapat dideteksi atau apakah penyakit itu tidak akan muncul atau tidak akan dapat didiagnosis dan diumbar ke publik. Padahal yang ditunggu publik saat ini bukan proses medik dan proses praperadilan melainkan proses hukum di KPK untuk membuktikan apakah terjadi korupsi atau tidak,” tegasnya.

Dia menilai, pengeksploitasian yang luar biasa terhadap penyakit Setya Novanto belum jelas tujuannya.

Namun nyaris menutupi upaya keras KPK melakukan penindakan terhadap Setya Novanto.

Partai Golkar dan pihak Keluarga  seakan-akan hendak menciptakan opini bahwa sakitnya Setya Novanto karena KPK menjadiknnya tersangka.

Padahal bukan info tentang penyakit Setya Novanto dan kapan sembuhnya yang ditunggu publik.

Akan tetapi yang ditunggu publik adalah kapan Setya Novanto secara kesatria mempertanggung jawabkan semua sangkaan tentang korupsi e-KTP sebesar Rp 2,4 triliun.

“Soal dia sakit, berapa jumlah penyakit yang diderita dan kapan sembuh, meskipun kita mendoakan agar lekas sembuh, tetapi itu bukan urusan publik melainkan itu urusan pribadi yang menjadi rahasia medik dan tidak boleh diumbar ke ruang publik,” ucapnya.

Sejumlah pihak telah mengeksploitasi sedemikian rupa penyakit yang diderita Setya Novanto, tetapi mereka tidak menyadari bahwa dibalik eksploitasi itu terdapat keanehan yang muncul yaitu jumlah penyakitnya begitu banyak, baru dimunculkan saat dirinya hendak diperiksa sebagai tersangka korupsi dan tiap hari jumlah penyakitnya bertambah.

“Apakah dengan kehidupan yang glamore dan serba ada, Setya Novanto abai atau lupa terhadap masalah kesehatannya?,” tanyanya.

Padahal untuk menjadi Caleg dan Jabatan Publik lainnya Setya Novanto telah menyertakan keterangan sehat dari dokter pada Rumah Sakit yang ditunjuk Pemerintah, termasuk saat hendak dilantik sebagai Ketua DPR RI.

“Karena itu sangat tidak masuk akal sehat publik, seorang Setya Novanto membiarkan dirinya dikeroyok begitu banyak penyakit, membiarkan begitu banyak penyakit menimbun dalam tubuhnya secara bersama-sama (gula, vertigo, jantung, sinusitis, ginjal dll) bahkan akan bertambah terus setiap hari, lantas dipublikasikan secara ramai-ramai,” pungkasnya.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Puan Maharani Mendorong Hadirnya Generasi Emas Indonesia

JAKARTA-Langkah Ketua DPR Puan Maharani yang terus mendorong agar Rancangan
IHSG

IHSG Berpotensi Rebound

JAKARTA-Bursa AS bergerak  sideways  pada perdagangan semalam dan ditutup flat