JAKARTA-Presiden Direktur dan CEO PT Perintis Triniti Properti Tbk (TRIN), Ishak Chandra menyebutkan, perseroan akan melaksanakan rights issue seharga Rp900 per saham.
Harga pelaksanaan aksi korporasi ini dianggap sepadan dengan nilai proyek Triniti Land.
Menurut Ishak dalam siaran pers yang dilansir di Tangerang, Selasa (9/8), harga pelaksanaan tersebut didasarkan pada proyek baru Triniti Land di 2022 yang akan menghasilkan sekitar 5-6 kali pendapatan (gross development value/GDV) TRIN dibandingkan 12 tahun sejak perseroan berdiri.
Saat ini total GDV dari proyek pengembangan baru TRIN mencapai Rp27 triliun untuk pengembangan di Lampung, Sentul dan Labuan Bajo.
Pengembangan ini belum ditambah dengan proyek existing perseroan di Tangerang dan Batam, serta belum termasuk beberapa proyek pipeline.
Dia menegaskan, nilai tersebut jauh lebih besar ketimbang GDV TRIN saat kali pertama melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada awal 2020.
Saat itu, total GDV perseroan berasal dari proyek di Tangerang, Serpong dan Alam Sutera senilai Rp4,5 triliun.
“Harga rights issue yang kami tetapkan menunjukkan level confident kami, bahwa nilai saham perseroan masih di bawah harga sesungguhnya. Apalagi dengan banyaknya proyek baru di 2022 ini. Kami sangat yakin harga rights issue perseroan Rp900 akan terserap di pasar,” papar Ishak.
Perlu diketahui, penentuan harga pelaksanaan Penawaran Umum Terbatas(PUT) I senilai Rp900 per saham juga didasarkan pada perhitungan discounted cash flow yang dilakukan TRIN dalam kurun lima tahun ke depan.
Dalam perhitungan tersebut, TRIN memasukkan proyek yang sedang berjalan dan proyek baru, di antaranya adalah Collins Boulevard, Marcs Boulevard, Holdwell Business Park, Seqouia Hills dan proyek Tanamori Labuan Bajo.
Sementara itu, perubahan harga rights issue menjadi Rp900 per saham dari sebelumnya Rp750 per saham tersebut didasari oleh adanya tambahan proyek baru di Tanamori Labuan Bajo yang sebelumnya belum dimasukkan ke dalam perhitungan.
