Tantangan paling mendesak dalam pengumpulan data di antara para pemasar di wilayah tersebut adalah resistensi dari konsumen, yang menuntut pendekatan yang lebih cermat dalam pengumpulan data konsumen.
Berdasarkan laporan The Consumer Data Revolution in Asia Pacific, 60% dari para konsumen di wilayah tersebut mengharapkan informasi yang jelas dan dapat dipahami mengenai bagaimana data mereka akan digunakan untuk meningkatkan kepercayaan terhadap brand.
Selain itu, konsumen lebih bersedia untuk berbagi data dengan merek yang memberikan pengalaman yang baik (57%) atau jujur dan transparan tentang kebijakan (57%).
Menariknya lagi, konsumen secara umum terbuka untuk berbagi data yang dapat memberikan manfaat bagi mereka – hampir setengah (42%) dari para konsumen merasa nyaman menerima iklan yang ditargetkan setelah melihat-lihat produk di sebuah toko, dan lebih dari separuh konsumen mengatakan bahwa iklan yang dipersonalisasi memberikan lebih banyak pilihan setelah melakukan pembelian.
Saat fokus dari para merek bergeser dari personalisasi ke keterlibatan pelanggan secara individual, perpaduan antara data tanpa pihak dan data pihak pertama akan memberikan kekuatan baru bagi pemasar untuk menjadi pengatur pengalaman merek.