Bertemu Presiden Jokowi, Alumni Cipayung Tegaskan Kebhinekaan

Tuesday 21 Feb 2017, 4 : 52 pm
by
Ketua Forum Forkoma PMKRI Hermawi Taslim (batik biru) bersama Presiden Jokowi

JAKARTA-Tata kelola kehidupan berbangsa dan bernegara harus bersendikan pada konsensus final benegara, yakni Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika. Keberadaan Indonesia juga tidak bisa dilepaskan dari kemajemukan yang selama ini sudah tertanam dalam kehidupan dan budaya masyarakat. Untuk itu, Alumni Kelompok Cipayung kembali menegaskan kebhinekaan Indonesia dan berharap konsensus bernegara dapat diimplementasikan secara efektif. “Kebhinekaan Indonesia tidak bisa terelakkan. Jangan sampai ada yang merasa sebagai anak kos di NKRI ini. Kami melihat ada upaya-upaya yang seakan-akan mau mengingkari kemajemukan tersebut,” kata Ketua Forum Komunikasi Alumni (Forkoma) PMKRI Hermawi Taslim ketika bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Jakarta, Selasa (21/2).

Pertemuan yang digelar Alumni Kelompok Cipayung tersebut dihadiri oleh beberapa tokoh dari masing-masing organisasi alumni seperti Keluarga Alumni HMI (KAHMI) yang Mahfud MD dan Akbar Tanjung, lalu dari Persatuan Alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) yang diwakili Ahmad Basarah, Ugik Kurniadi, Theo Sambuaga dan Eros Dajrot, lalu Akhmad Muquwam dari Ikatan Alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (IKA-PMII), dan Pengurus Nasional Perkumpulan Senior Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (PNPS GMKI) yang diwakili Bernard Nainggonal dan Edward Tanari.

Kelompok Cipayung sendiri merupakan gabungan dari organisasi HMI, GMNI, PMKRI, PMII, dan GMKI yang dicetuskan pada 22 Januari 1972 lalu dengan komitmen mewujudkan ‘Indonesia yang Kita Cita-citakan’.

Penegasan soal kebhinekaan, kata Taslim, karena seluruh elemen bangsa terusik oleh ulah segelintir orang yang tidak memahami perjalanan bangsa Indonesia. Padahal, Bhineka Tunggal Ika merupakan satu dari konsensus final dalam tata kelola kehidupan berbangsa dan bernegara, seperti Pancasila, UUD 1945 dan NKRI. “Berangkat dari kondisi kekinian yang meresahkan tersebut maka Alumni Kelompok Cipayung tergerak untuk menguatkan pemerintah bahwa negara dan seluruh elemen bangsa tidak boleh terkotak-kotak dan kalah karena ulah segelintir orang,” ujar Taslim.

Dalam kesempatan itu Ketua Umum PA GMNI Ahmad Basarah mengatakan, kebijakan pemerintah akan membentuk Unit Kerja Presiden bidang Pemantapan Ideologi Pancasila (UKP PIP) merupakan langkah konkret dalam memantapkan kembali konsensus bernegara. Almuni Kelompok Cipayung, kata dia, mendukung penuh langkah tersebut sebagai komitmen dalam mewujudkan Indonesia yang dicita-citakan, Negara Proklamasi 17 Agustus 1945.

Basarah juga menegaskan, fenomena belakangan ini tidak hanya dapat mengoyak sendi-sendi kerukunan hidup berbangsa dan bernegara. Namun, berpotensi menimbulkan degredasi sosial yang kontra-produktif bagi pemantapan integrasi sosial politik sebagai fondasi dalam mewujudkan pembangunan nasional.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

BSI Lanjutkan Penyatuan Operasional Sistem Layanan di Regional Semarang

YOGYAKARTA-Pandemi Covid-19 tak menyurutkan langkah PT Bank Syariah Indonesia Tbk

Sepanjang 2022, Laba Bersih BRIS Melambung 40,59% Jadi Rp4,26 Triliun

JAKARTA – PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) membukukan laba bersih