OCBC NISP Fokus Jaga Rasio NIM

Thursday 25 Jul 2013, 6 : 02 pm
by
Presiden Direktur Bank OCBC NISP, Parwati Surjaudaja

JAKARTA-Setelah mengalami penurunan di Semester I 2013, Bank OCBC NISP mengaku akan lebih konsentrasi menjaga rasio marjin bunga bersih (NIM) berada di level 4 persen.

Hal ini tentu akan memaksa perusahaan untuk kembali menaikkan suku bunga kredit hingga 0,5 persen pada Agustus mendatang.

Menurut Presiden Direktur Bank OCBC NISP, Parwati Surjaudaja, pada paruh kedua tahun ini pihaknya akan lebih fokus untuk menghindari terjadinya kembali penurunan rasio NIM Bank OCBC NISP.

Dia menargetkan, rasio NIM perusahaan bisa berada di atas angka 4,1 persen, agar laba tidak mengalami penurunan.

“Likuiditas dana kami masih terjaga. Saat ini di pasar memang sedang terjadi persaingan dana. Maka, dengan tingginya ekspansi kredit sekarang ini, bank harus bisa mengelola cost of fund,” kata Parwati di Jakarta, Kamis (25/7) malam.

Pada laporan keuangan Bank OCBC NISP, tercatat bahwa pada Semester I 2013 rasio NIM sebesar 4,1 persen atau mengalami penurunan tipis sebesar 0,1 persen dibandingkan periode yang sama di 2012.

Parwati mengatakan, kebijakan Bank Indonesia yang dalam dua bulan terakhir menaikkan suku bunga acuan (BI Rate) sebesar 75 basis poin menjadi 6,5 persen, bank menaikkan suku bunga dana terlebih dahulu daripada bunga kredit.

“Melihat siklus nasabah, suku bunga dana harus meningkat juga,” ucapnya.

Sehingga, lanjut dia, kondisi ini pada akhirnya meningkatkan biaya dana perusahaan.

Dengan demikian, kata Parwati, pada Agustus mendatang pihaknya akan menaikkan suku bunga kredit paling tidak sebesar 50 bps, setelah sebelumnya menaikkan sebesar 25 bps.

“Semua akan merata kenaikan bunga kreditnya. Agustus akan kami naikkan. Karena, kami mengikuti BI yang sudah menaikkan suku bunganya,” kata Parwati.

Sebagaimana diketahui, pada Semester I 2013, Bank OCBC NISP mencatat pertumbuhan kredit sebesar 19 persen menjadi Rp56,9 triliun dibanding periode yang sama di 2012.

Komposisi penyaluran kredit dari sisi penggunaannya terdiri atas kredit modal kerja mencapai 41 persen, kredit investasi sebesar 36 persen dan kredit konsumer 23 persen.

Parwati menyebutkan, pihaknya mencatat pendapatan bunga bersih pada semester awal 2013 senilai Rp1,49 triliun atau mengalami kenaikan sebesar 23 persen dibandingkan pada periode yang sama di 2012.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Kemenperin Bidik Ekspor Industri TPT Capai USD 14 Miliar

JAKARTA-Industri tekstil dan produk tekstil (TPT) merupakan salah satu sektor

APBN 2018, Pendapatan Negara Tumbuh Sebesar 18,2%

JAKARTA-Meskipun ekonomi Indonesia diwarnai gejolak ekonomi global, kinerja pemerintah dari