Proteksi Produk Lokal, Jatim Terapkan Non Tarif Barrier

Monday 8 Sep 2014, 9 : 03 pm
by
Ilustrasi

SURABAYA-Provinsi Jawa Timur terus mempersiapkan diri menjelang pemberlakuan Asean Economic Community (AEC) pada 2015 nanti.

Selain penguatan di sector perdagangan, Pemprov Jatim juga menerapkan Non Tarif Barrier (NTB).

NTB dibuat untuk melindungi produk dalam negri dan daya saing masyarakat, agar tidak menjadi sasaran produk asing.

“NTB adalahaturan non tarif yang mampu menghambat masuknya produk asing ke dalam pasar domestik. Hambatan-hambatan tersebut berupa persyaratan-persyaratan teknis yang harus dipenuhi oleh suatu produk sebelum memasuki pasar Indonesia,” ujar Gubernur Jawa Timur Soekarwo saat menyampaikan Ceramah Tematik Diklat PIM II Angkatan XXXIV dan III Angkatan XXI di Gedung Bappeda Pemprov Jatim, Surabaya, Senin (8/9).

Dia mengaku, Pemprov telah menerbitkan Peraturan Daerah (Perda) di bidang kesehatan dan pendidikan terkait NTB.

Perda kesehatan salah satu poinnya adalah semua Dokter yang masuk ke Jatim harus lulus tes mengenai penyakit tropis.

Sedangkan di bidang pendidikan salah satu poinnya adalah semua guru harus menguasai muatan lokal.

Dijelaskan, karakteristik komunitas ekonomi ASEAN adalah pasar tunggal dan basis produksi regional.

Dengan terciptanya pasar tunggal maka akan memudahkan pembentukan join venture dengan perusahaan di kawasanASEAN, sehingga lebih memudahkan akses bahan baku yang belum dapat dipasok dari dalam negri.

Selain itu, pasar tunggal memberikan beberapa kebebasan diantaranya adalah aliran bebas barang, aliran bebas jasa, aliran bebas investasi, aliran bebas modal, dan aliran bebas tenaga kerja terlatih.

Karenanya dibutuhkan pembangunan secara menyeluruh agar tercipta kawasan ekonomi yang kompetitif.

“Integrasi dengan perekonomian global yang bisa kita lakukan adalah dengan melakukan pendekatan Koheren dalam hubungan ekonomi eksternal,”tukasnya.

Lebih lanjut disampaikan, berdasarkan data yang ada Indonesia memiliki Produk Domestik bruto (PDB) terbesar di antara negara-negara ASEAN dalam kurun waktu 2010-2013.

Sedangkan PDRB Jatim sendiri mampu menyumbang sebesar 15,02% pada tahun 2013 terhadap PDB Nasional.

PDB perkapita di Indonesia berada di urutan ke lima diantara negara ASEAN, dimana hal ini berbanding terbalik dengan besarnya PDB Indonesia.

Dengan data peringkat dan nilai PDB Indonesia, Jatim memiliki beberapa peluang dalam menghadapi AEC 2015.

Diantaranya adalah menjadikan ASEAN sebagai production network, menjadikan ASEAN sebagai investment destinations, dan izin prinsip Perusahaan Milik Asing (PMA) di Jatim terus meningkat rata-rata 108% per tahun.

Sedangkan tantangan Jatim menjelang AEC 2015 diantaranya adalah daya saing suplai domestik relatif rendah, konektivitas rendah.

Juga adanya tuntutan investor asing dan domestik makin tinggi , serta konsumen akan semakin kritis dan memiliki preferensi.

“Peningkatan daya saing melalui perbaikan pelayanan arus barang dan jasa yang lancar dalam memperlancar perdagangan mutlak diperlukan dalam menghadapi tangtangan AEC 2015, sehingga bisa mengurangi biaya transportasi dan logistik,” terangnya.

Ia menambahkan, pemerintah juga akan memberikan garansi untuk meningkatkan iklim investasi.

Kebijakan tersebut antara lain adalah kemudahan pelayanan perijinan, fasilitasi penyediaan lahan dan usaha dan industri, penyediaan tenaga kerja yang terampil dan produktif, serta ketersediaan energi listrik dan gas yang cukup.

“Kemajuan dan kesiapan Jatim hadapi AEC 2015 harus didukung semua pihak, karena dengan peningkatan ekonomi berarti rakyat juga akan sejahtera,” pungkasnya. (LITA)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

DPR Terima Nama Calon Kapolri Pilihan Presiden Jokowi

JAKARTA-DPR RI telah menerima Surat Presiden tentang Nama Calon Kepala
Nusa Konstruksi Enjiniring

IHSG Diprediksi Menanjak Lagi, Buy ADMR, AMMN, MYOR, MEDC, SMGR dan TLKM

JAKARTA-Pada perdagangan hari ini, pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)