Air Mata Buaya Hamidah

Friday 11 Mar 2016, 6 : 22 pm
by

Dan Margriet Megawe harus menerima begitu saja, putusan hukuman seumur hidup dari hakim untuk perbuatan yang tidak pernah dilakukannya? Christina dan Yvonne harus menerima begitu saja ibu yang mereka cintai dimasukan penjara untuk pembunuhan yang tidak bisa dibuktikan kebenarannya secara sah dan menyakinkan??

Screen Shot 2016-03-10 at 15.35.56

Hukuman seumur hidup, sebuah hukuman pidana yang sangat berat yang hanya didasarkan pada desas desus, tudingan tidak berdasar dan gossip semata, yang disebabkan karena adanya campur tangan dari beberapa tokoh politik dan beberapa aktivis yang ingin mengambil keuntungan dari kasus ini, yang akhirnya menyebabkan kasus ini menjadi konsumsi dan sorotan masyarakat luas.

Hukuman seumur hidup seharusnya lebih pantas diberikan pada Agus Tay, yang awalnya sudah mengakui dirinyalah yang telah melakukan dengan sadar, penganiayaan, pemerkosaan dan pembunuhan pada Engeline gadis cilik yang belum genap berusia 8 tahun tersebut. Sayangnya pemuda ini akhirnya berubah pikiran dan mencabut pengakuannya begitu menyadari hukuman apa yang bakalan diterimanya atas tindak kejahatan yang dilakukannya itu tanpa dasar hukum yang jelas. Seorang pemuda yg ahkirnya memutuskan untuk melimpahkan kesalahannya pada sang majikan, ibu kandung bocah kecil yang nyawanya direnggutnya dengan tragis, demi menghindari sanksi hukuman berat yang akan diterimanya.

Sebegitu terang benderangnya fakta-fakta yang terkuak dalam persidangan selama ini dan tak ada satupun yang membuktikan Margriet telah membunuh Engeline (apalagi merencanakan), tapi kenapa masih ada sebagian publik yang menyambut gembira putusan hakim yang memberikan hukuman pidana seumur hidup pada Margriet Megawe? Poor, poor woman.

Seharusnya Indonesia malu, karena dari ratusan juta penduduknya tidak banyak yang perduli  dan memilih menutup mata melihat ketidakadilan yang menimpa wanita renta yang malang ini. Di mana para cendekiawan Indonesia, Di mana para pemimpin bangsa, Di mana para tokoh masyarakat, Di mana para aktivis kemanusiaan? Di mana mereka??? Di mana para pejuang keadilan yang jujur? Di mana individu-individu yang masih memiliki hati nurani? Di mana ?? Akankah kalian biarkan keadilan wanita renta yang tak bersalah ini terampas dengan cara paksa penuh kesewenang-wenangan?? Akankah kalian biarkan harkat martabat wanita renta ini tercabik-cabik oleh fitnah-fitnah kejam? Akankah kalian biarkan seorang tua renta berada di balik kejamnya jeruji penjara sampai mati karena telah diadili tanpa bukti? Akankah kalian biarkan?? Biarkan hati nurani kalian yang menjawabnya.

Mereka yang menyambut gembira dan juga mereka yang memilih bersikap masa bodoh melihat ketidakadilan yang diterima Margriet Megawe saat ini, akan berteriak lain seandainya mereka suatu saat “di-Margrietkan tanpa bukti” . Mendapat hukuman pidana untuk kesalahan yang tidak pernah terbukti dilakukannya.

Silahkan memuja-muja Hakim yang tidak adil! Silahkan mentertawakan Margriet Megawe yang malang! Silahkan bersikap masa bodoh melihat tragedi yang menimpa wanita renta ini! Until the same hits you one day!!

Semoga, Jangan sampai hal yg sama terjadi pada diri anda dan orang-orang yg anda cintai!! Amen.

Catatan Netizen di Balik Putusan Pengadilan Kasus Pembunuhan Engeline (Bagian I)
@SW2016

*Penulis adalah seorang netizen asal Belanda yang telah mengikuti kasus pembunuhan Engeline sejak awal diberitakan hilang. Data pribadi Penulis ada pada redaksi.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Bank DKI Sabet ISO 9001:2015 Untuk Sistem Manajemen Mutu Audit Internal

Selaras dengan hal tersebut, Sekretaris Perusahaan Bank DKI, Arie Rinaldi

Bikin Gaduh Labuan Bajo, Gubernur NTT Laiskodat Perlu Dimintai Pertanggungjawaban Pidana

JAKARTA-Gagasan Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat (VBL), berupa pelarangan bagi