Banjir Hot Money, Batasi Kegiatan Spekulan

Monday 1 Oct 2012, 9 : 30 am
by
Sohibul Iman

Hal ini didasari oleh kondisi sebelumnya. Dimana pada periode QE1 dan QE2 dampaknya cukup signifikan terhadap sektor keuangan Indonesia.

Selain itu sentimenya juga sudah dapar dirasakan lebih dini.

Sejak awal September, ketika berita akan adanya program QE3 makin menguat, dana asing yang masuk ke dalam investasi portfolio meningkat tajam.

Sampai minggu ketiga bulan September, dana asing ke surat utang negara (SUN) mencapai Rp8,4 triliun, hampir sebanyak dana yang masuk pada periode Januari-Agustus yang sebesar Rp10,3 triliun.

Dana asing yang masuk ke pasar saham juga menunjukan tren yang sama, di mana selama September investor asing membukukan pembelian bersih Rp8,4 triliun, dibandingkan selama delapan bulan pertama 2012 yang hanya Rp6,8 triliun.

Untuk memperkokoh sektor keuangan dan pasar modal Sohibul Iman memandang beberapa kebijakan masih perlu ditempuh Pemerintah dan BI.

Pertama, membatasi ruang gerak spekulan internasional.

“Karena ekalasi dana spekulan sangat besar, maka mereka jangan dimanjakan dan diberi ruang yang sangat bebas. Orientasi mereka hanya jangka pendek dan memanfaatkan ketidakstabilan dan volatilitas pasar keuangan, sehingga semakin ekstrim. Pemerintah dan BI perlu mengambil opsi untuk pengaturan hot money agar memiliki masa waktu tinggal yang lebih lama”, tandasnya.

Kedua, menurutnya, kedepan untuk stabilisasi nilai tukar, Indonesia perlu memperbaiki regim sistem nilai tukar.

Untuk itu, pembahasan tentang RUU tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1999 tentang Lalu Lintas Devisa dan Sistem Nilai Tukar, yang sudah masuk dalam Prolegnas 2010-2014 perlu mendapatkan perhatian yang serius dari berbagai pihak.

Don't Miss

RUPS Tahunan DVLA Setujui Pembagian Dividen Rp78 Per Saham

JAKARTA-Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Daria-Varia Laboratoria Tbk

BUKK Bidik Laba Bersih di 2020 Naik 59% Jadi Rp781,92 Miliar

BOGOR-PT Bukaka Teknik Utama Tbk (BUKK) menargetkan pertumbuhan laba bersih