Bank Indonesia Bermain Api?

Saturday 22 Oct 2022, 1 : 40 pm
by
Anthony Budiawan - Managing Director PEPS (Political Economy and Policy Studies

Oleh: Anthony Budiawan

Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDGBI) 19-20 Oktober 2022 memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan sebesar 0,5 persen, menjadi 4,75 persen.

Pasar memberi respons negatif.

Kurs rupiah tertekan, melemah dan ditutup Rp15.631 per dolar AS pada perdagangan kemarin, 21 Oktober 2022.

Ini menunjukkan kebijakan Bank Indonesia tidak sejalan dengan harapan investor.

Tentu saja investor asing. Sehingga dolar masih mengalir keluar, capital outflow, menekan kurs rupiah.

Karena selisih suku bunga acuan Bank Indonesia dengan the FED, Bank Sentral AS, sangat tipis.

Hanya 1,5 persen. Suku Bunga the FED 3,25 persen. Suku bunga Bank Indonesia 4,75 persen.

Masalahnya, tidak lama lagi, selisih suku bunga yang sangat sempit ini berpotensi menjadi lebih sempit lagi.

Ini yang memicu tekanan terhadap kurs rupiah dan capital outflow.

Karena the FED akan mengadakan Rapat pada 1-2 November yang akan datang.

Publik memperkirakan the FED akan menaikkan lagi suku bunga acuannya, mungkin 0,75 persen, atau bahkan 1,0 persen.

Lebih tinggi dari kenaikan suku bunga acuan BI yang hanya 0,5 persen ini.

Kenaikan suku bunga the FED diperkirakan akan agresif, mengingat inflasi di AS relatif belum turun, masih cukup tinggi, 8,2 persen pada September lalu.

Hanya turun 0,1 persen dibandingkan inflasi bulan sebelumnya yang sebesar 8,3 persen. Masalahnya, inflasi month-to-month malah meningkat.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

TOL Trans Jawa Kuatkan Silaturahmi Kebangsaan

8)Dr Emrus Sihombing Siapapun yang merasakan menggunakan tol trans Pulau

CIMB Niaga Raih Banking Efficiency Award 2013

JAKARTA-CIMB Niaga berhasil meraih penghargaan Banking Efficiency Award 2013 untuk