Berita Moneter dan Krisis

Monday 22 Jan 2024, 8 : 25 pm

JAKARTA-Krisis moneter yang melanda Indonesia sejak awal Juli 1997, sementara ini telah berlangsung hampir dua tahun dan telah berubah menjadi krisis ekonomi, yakni

lumpuhnya kegiatan ekonomi karena semakin banyak perusahaan yang tutup dan meningkatnya jumlah pekerja yang menganggur.

Memang krisis ini tidak seluruhnya disebabkan karena terjadinya krisis moneter saja, karena sebagian diperberat oleh berbagai musibah  nasional  yang  datang  secara  bertubi-tubi  di  tengah  kesulitan  ekonomi  seperti kegagalan panen padi di banyak tempat karena musim kering yang panjang dan terparah selama 50 tahun terakhir, hama, kebakaran hutan secara besar-besaran di Kalimantan dan

peristiwa  kerusuhan  yang  melanda  banyak  kota  pada  pertengahan  Mei  1998  lalu  dan kelanjutannya.

Krisis moneter ini terjadi, meskipun fundamental ekonomi Indonesia di masa lalu dipandang cukup kuat dan disanjung-sanjung oleh Bank Dunia.

Yang  dimaksud  dengan  fundamental  ekonomi  yang  kuat  adalahpertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, laju inflasi terkendali, tingkat pengangguran relatif rendah, neraca pembayaran secara keseluruhan masih surplus meskipun defisit neraca berjalan cenderung membesar namun jumlahnya masih terkendali, cadangan devisa masih cukup besar, realisasi anggaran pemerintah masih menunjukkan sedikit surplus.

Namun di balik ini terdapat beberapa kelemahan struktural seperti peraturan perdagangan domestik yang kaku dan berlarut-larut, monopoli impor yang menyebabkan kegiatan ekonomi tidak  efisien  dan  kompetitif.

Pada  saat  yang  bersamaan  kurangnya  transparansi  dan kurangnya  data  menimbulkan  ketidakpastian  sehingga  masuk  dana  luar  negeri  dalam jumlah besar melalui sistim perbankan yang lemah.

Sektor swasta banyak meminjam dana dari luar negeri yang sebagian besar tidak di  hedge.

Dengan terjadinya krisis moneter, terjadi juga krisis kepercayaan.

Namun semua kelemahan ini masih mampu ditampung oleh perekonomian nasional.

Yang terjadi adalah, mendadak datang badai yang sangat besar, yang tidak mampu dbendung oleh tembok penahan yang ada, yang  selama bertahun-tahun  telah  mampu  menahan  berbagai  terpaan  gelombang  yang datang mengancam.

Sebagai konsekuensi dari krisis moneter ini, Bank Indonesia pada tanggal 14 Agustus 1997 terpaksa membebaskan nilai tukar rupiah terhadap valuta asing, khususnya dollar AS, dan membiarkannya berfluktuasi secara bebas ( free floating) menggantikan sistim  managed

Floating yang  dianut  pemerintah  sejak  devaluasi  Oktober  1978.

Dengan  demikian  Bank Indonesia  tidak  lagi  melakukan  intervensi  di  pasar  valuta  asing  untuk  menopang  nilai tukar rupiah, sehingga nilai tukar ditentukan oleh kekuatan pasar semata.

Nilai tukar rupiah kemudian merosot dengan cepat dan tajam dari rata-rata Rp 2.450 per dollar AS Juni 1997 menjadi Rp 13.513 akhir Januari 1998, namun kemudian berhasil menguat kembali menjadi sekitar Rp 8.000 awal Mei 1999.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Pidato Kenegaraan Presiden Jokowi Sangat Positif

Oleh: Lusius Karus Pidato kenegaraan Presiden Joko Widodo dalam sidang

Abdul Hakim: Bank Penerima Obligasi Rekap Melanggengkan Kekayaan Konglomerat Kroni

JAKARTA-Bank-bank penerima obligasi rekap dinilai tak hanya merugikan negara dari