JAKARTA—Hanya dua Bank Pembangunan Daerah (BPD) yang dinilai memiliki kinerja kinclong sepanjang 2013, yakni BJB Banten, Tbk dan Bank Jatim, Tbk. Dua BPD ini cukup moncer dari sisi penghimpunan aset, penyaluran kredit, pengumpulan dana pihak ketiga (DPK), serta perolehan laba bersih.
Meski begitu permasalahan yang dihadapi BPD terkait permodalan. Karena tidak mudah mendapatkan suntikan modal jika mengandalkan pemegang saham dari pemerintah daerah. “Karena masing-masing provinsi memiliki keterbatasan, potensi masing-masing daerah juga berbeda,” ungkap Direktur Utama Bank Jatim Hadi Sukrianto
Sementara BPD juga dituntut harus meningkatkan keuntungannya. “Di satu sisi, bisnis bank harus tumbuh, tetapi juga harus memberikan keuntungan kepada daerah,” ujarnya
Diakui Hadi, saat BPD menjual sahamnya di pasar modal, dipastikan akan lebih mudah untuk menambah permodalan dari masyarakat. Namun, sebagian besar manajemen maupun pemegang saham pengendali (PSP) khawatir pergeseran pengawasan dilakukan oleh banyak pihak. “Soalnya tinggal SDM, teknologi dan jaringan. IPO menjadi harapan bagi BPD, tetapi tidak semudah yang diharapkan,” ucapnya
Pada 2014 ini, perseroan membidik target yang lebih optimistis ketimbang target yang ditetapkan oleh Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Pertumbuhan laba dipatok dapat melonjak 20% dari perolehan laba bersih tahun lalu yang mencapai Rp824,31 miliar.