JAKARTA-Perusahaan fintech nasional, Finpay tak mau kalah berkompetisi dengan startup lainnya, terutama dalam berkontribusi pada pemulihan ekonomi nasional (PEN).
Apalagi ekonomi digital yang berkolaborasi dengan UMKM ini ke depan berpotensi menjadi tulangpunggung pertumbuhan ekonomi.
“Ada beberapa layanan Finpay yang bisa digunakan untuk mendukung bisnis UMKM, misalnya Mitra Finpay dan Finpay Payment Gateway,” kata Vice Presiden Corporate Secretary PT Finnet Indonesia (Finnet), Budi Teguh Prakoso dalam diskusi secara daring, Rabu (9/3/2022).
Budi menjelaskan layanan Mitra Finpay bisa menjadi solusi kemudahan dalam menjalankan bisnis UMKM, pelaku usaha dapat melakukan pencatatan stok barang dan pencatatan penjualan secara digital.
“Baik, digitalisasi pencatatan dengan POS Management System, lalu pembayaran dengan QRIS dan meningkatan pendapatan dengan bisnis payment point,” ujarnya.
Sementara Finpay Payment Gateway, lanjut Budi, menjadi solusi layanan gerbang transaksi untuk melayani pembayaran digital yang terkoneksi dengan berbagai instrumen pembayaran, sehingga memudahkan Anda dalam melakukan bisnis secara online.
Digitalisasi UMKM, sambung Budi, menjadi sebuah keniscayaan yang tidak bisa ditolak. Apalagi berdasarkan catatan Kementerian Koperasi dan UKM bahwa hingga Februari 2022 sudah 17,25 juta pelaku UMKM yang terhubung ke dalam ekosistem digital.
Tak hanya sektor UMKM, Budi juga mengungkapkan selama ini Finpay juga digunakan untuk transaksi remitansi para Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang berada di luar negeri.
Namun sayang, karena pandemi Covid-19, banyak TKI yang kembali ke Indonesia.
“Sehingga transaksi remitansi ikut terpengaruh menurun. Namun, demikian diprediksi akan kembali naik, karena aktifitas penerbangan ke Arab Saudi mulai mengarah ke normal,” terangnya.S
Seperti diketahui, PT Finnet Indonesia atau biasa di sebut Finnet merupakan anak usaha PT Telkom Indonesia melalui Telkom Metra yang bekerja sama dengan anak usahanya Yayasan Kesejahteraan Karyawan Bank Indonesia (YKKBI) melalui Mekar Prana Indah.
Komposisi sahamnya, 60% milik Telkom dan 40% milik YKKBI. ***
