FAPP: Waspadai Tafsir Sesat Rizal Ramli Cs Atas Pernyatan Pangkostrad

Sunday 19 Sep 2021, 9 : 26 pm
by
Di dalam hukum pidana, perbuatan memasukan keterangan tidak benar ke dalam suatu Perjanjian atau Dokumen atau Akta Otentik, dikualifikasi sebagai tindak pidana
Koordinator TPDI dan Advokat PERADI, Petrus Selestinus

JAKARTA-Pernyataan Pangkostrad Letjen TNI AD Dudung Abdurachman, soal himbauaun agar prajuritnya tidak perlu fanatisme berlebihan terhadap agama karena semua agama sama di mata Tuhan, telah diplintir oleh sejumlah pihak.

Kelompok pemelintir ini dimotori Rizal Ramli, Anwar Abas, Fadli Zon, Refly Harun dll dengan tafsir bebas demi menyenangkan kelompok tertentu.

Karena itu, tafsir sesat terhadap pernyataan Pangkostrad soal fanatisme agama perlu diwaspadai.

Ketua Tim Task Force Forum Advokat Pengawal Pancasila (FAPP), Petrus Selestinus menegaskan tafsir bebas yang dilontarkan itu cenderung meremehkan peran Letjen TNI AD Dudung Abdurachman, sebagai tidak berprestasi atau hanya berani menurunkan baliho Rizieq Shihab.

“Mereka justru telah menempatkan Tuhan sebagai pihak untuk mereka hakimi dalam menilai benar tidaknya pernyataan Dudung Abdurachman dimaksud,” terangnya.

Padahal tegas Petrus, pernyataan Dudung Abdurachman, merupakan wujud komitmennya untuk mengawal amanat konstitusi.

Hal ini sekaligus memberi gambaran sikap mengagungkan betapa besarnya Kemahakuasaan Tuhan yaitu bahwa semua manusia meskipun berbeda keyakinan dan agama yang dianut, namun sama di mata Tuhan.

“Saya kira, logika Letjen TNI Dudung Abdurachman tentang semua agama sama di mata Tuhan sangat tepat karena sesuai dengan prinsip dan keyakinan semua umat beragama bahwa Tuhan itu Maha Kuasa dan Maha Adil bagi semua umatnya, yang membeda-bedakan satu dengan yang lain itu adalah perilaku umat itu sendiri sesuai agama yang diimaninya,” tegasnya.

“Dalam ajaran agama manapun pengakuan terhadap kebenaran bahwa Tuhan itu Maha Kuasa, Maha Besar, Maha Adil dan maha maha lainnya yang kita semua yakini dan percaya, telah dipersonifikasikan dalam sila pertama Pancasila yaitu Ketuhanan yang Maha Esa, di dalam dasar negara Pancasila,” ulasnya.

Menurut Petrus, sebagai Umat beragama di tengah keberagaman, pernyataan Dudung Abdurachman agar prajuritnya tidak membangun fanatisme agama secara berlebihan, karena semua agama sama di mata Tuhan, merupakan pernyataan yang sangat tepat dan konstitusional.

Hal ini bertujuan agar para prajurit TNI menjadi prajurit yang setia kepada Sapta Marga dan kepada Pancasila dalam konteks Keindonesiaan.

Karena itu, hanya orang dengan tingkat fanatisme agama yang berlebihan dan hilang akal sehatnya akan terjerumus dalam cara pandang yang salah bahkan sesat, yaitu menilai pernyataan Dudung Abdurachman, sebagai sesuatu yang hanya untuk menyenangkan Istana, dan merugikan kepentingan kelompoknya.

Padahal ujarnya himbauan Dudung Abdurachman, datang pada saat yang tepat.
Karena pada saat bersamaan munculnya upaya dari sekelompok orang yang oleh karena fanatisme agama yang berlebihan, merasa diri dan keyakinan agamanya sebagai yang paling benar, sembari membangun basis kekuatan demi menegasikan keberagaman sebagai pilar negara dalam mendirikan negara khilafah.

FANATISME AGAMA MENCARI TEMAN

Bagi Rizal Ramli, Abas Anwar, Fadli Zon, Refly Harun dll., mereka tergolong berada di balik kelompok yang memiliki sikap fanatisme agama yang berlebihan.

Saat ini, mereka mencari teman, mambangun sikap congkak sebagai penganut agama yang paling benar di mata Tuhan, yang pada gilirannya ingin mengubah dasar negara Pancasila, NKRI, Bhineka Tunggal Ika dan UUD 1945 dengan Ideologi Khilafah.

“Hentikanlah cara pandang picik, murahan dan tidak bertanggung jawab dari Rizal Ramli, Anwar Abas, Fadli Zon dan Refly Harun, karena meremehkan peran Dudung Abdurachman, ketika menjamin rasa aman seluruh warga Kota Jakarta dari aksi-aksi premanisme FPI yang meresahkan seluruh warga DKI Jakarta dan seluruh Indonesia,” pintanya.

Sikap Dudung Abdurachman sebagai Pangdam Jaya membersihkan simbol-simbol FPI, sebagai wujud komitmen setia kepada Saptamarga dan Tanggung Jawab menjaga keutuhan NKRI dan kemaslahatan seluruh rakyat Indonesia.

“Kami mendukung pernyataan Dudung Abdurachman, karena pernyataan itu menunjukan bahwa negara melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, cinta tanah air Indonesia dari Sabang sampai Merauke dan dari Miangas sampai Pualu Rote,” pungkasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Meski Ada Penugasan, BUMN Diminta Tidak Rugi

JAKARTA-Pemerintah minta Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mencari keseimbangan dalam

Lowongan Dosen, Kemristekdikti Siapkan 5 Formasi Khusus Untuk Putra Papua

JAKARTA-Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti) menyediakan 1.500 formasi