Unit bisnis On-Demand Services mencatatkan EBITDA yang disesuaikan positif pada kuartal tersebut, sementara itu, unit bisnis Financial Technology terus berekspansi dengan tetap mempertahankan perbaikan EBITDA yang disesuaikan secara year-on-year dan quarter-on-quarter.
Menurut Jacky, bisnis E-Commerce juga mencatat EBITDA yang disesuaikan positif untuk kuartal IV meski berada di tengah kompetisi ketat.
Lebih lanjut, bisnis tersebut akan menguntungkan secara kas untuk perseroan sebagai hasil dari perjanjian dengan TikTok.
“Perseroan berharap dapat mencapai EBITDA yang disesuaikan impas (breakeven) secara Grup untuk 2024, dan secara bersamaan menginvestasikan kembali pendapat yang diperoleh kepada kegiatan bisnis perseroan secara berkelanjutan, seiring upaya pertumbuhan top line,” ujarnya.
Pada tahun 2023, GOTO mencatat pendapatan bersih sebesar Rp14,79 triliun, naik 30,28% dibandingkan dengan pendapatan tahun sebelumnya Rp11,35 triliun.
Perseroan juga mampu menurunkan beban di antaranya beban pokok pendapatan yang berkurang 7,06% menjadi Rp 5,09 triliun di tahun 2023, dari tahun sebelumnya Rp5,48 triliun.
Penurunan juga terjadi di beban penjualan dan pemasaran yang mencapai 54,35% menjadi Rp6,43 triliun pada 2023, dari tahun sebelumnya sebesar Rp14,09 triliun.
Hal ini mendorong, induk Gojek dan GoTo Financial (GTF) ini berhasil memangkas rugi usaha pada tahun 2023 menjadi Rp10,28 triliun, turun 66,11% dari tahun sebelumnya rugi usaha seebsar Rp30,33 triliun.
Sementara itu, khusus di kuartal IV/2023, nilai transaksi bruto (GTV) GOTO tercatat sebesar Rp163,0 triliun, naik 8% dari kuartal III, dan 1% dari periode yang sama tahun sebelumnya.