Hasto: Anas Korban ‘Black Campaign’

Sunday 7 Jan 2018, 2 : 58 am
by
Sekjend DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto

Megawati ujarnya mengingatkan bahwa  persatuan dengan rakyat adalah senjata yang sehebat-hebatnya.

Apalagi Anas sangat dicinta oleh rakyat Banyuwangi karena kepedulian dan kinerjanya di sana.

“Kita bisa melihat sendiri prestasi Bung  Azwar Anas di Banyuwangi. Kabupaten yang dulu tidak diperhitungkan, sekarang berubah dengan cepat. Rakyatnya hidupnya lebih baik. Tetapi kemudian hanya gara-gara merebut kekuasaan dengan menggunakan cara-cara keji meskipun kami tidak percaya foto-foto yang beredar itu. Kami melihat dalam keseharian Bung  Anas  orang baik,  orang jujur. Dia orang yang mencoba menolak berbagai macam suap demi kekuasaan untuk rakyat itu,” jelasnya.

Terkait pengembalian mandat yang dilakukan Bung Anas, DPP PDI Perjuangan masih mempertimbangkannya. Apalagi partai dihadapkan kepada pilihan yang tidak mudah.

“Kami tetap akan mendampingi Bung Azwar Anas. Kami bukan partai ketika ada orang yang bermasalah kami tinggalkan. Apalagi ini sekali lagi karena masalah kekuasaan. Bung Anas tahu bahwa dirinyalah yang ditarget. Dirinya yang dikejar-kejar maka dia memilih, biarlah saya berkonsentrasi di Banyuwangi bersama masyarakat Banyuwangi di mana saya mengabdi. Semoga diberikan keadilan atas praktek-praktek kekuasaan yang tidak benar ini,” tuturnya.

PDI Perjuangan kembali mengingatkan tema sentral yang diangkat dalam Pilkada 2018 adalah menjalankan politik secara beradab dan menentang politik hitam pihak manapun yang menggunakan segala cara untuk meraih kekuasaan.

“Mereka yang telah kami pilih sebagai paslon untuk tetap teguh pada jalan kepemimpinan untuk rakyat. Dan waspadailah kampanye hitam yang dilakukan secara melalui rekayasa pelanggaran moral; isu korupsi; dan berbagai isu lainnya termasuk ujaran kebencian dan memecah belah antara calon dan parpol pengusungnya,” pungkasnya.

 

.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Karpet Merah dan Ambisi Berkuasa

Sedangkan mereka dangkal pemikirannya, minim komitmen keadilan dan wawasan kerakyatannya,

Putut: The New Normal, Wujudkan The New Indonesia

Bagi pria asal Yogyakarta ini, The New Normal diandaikan akan