Oleh:Mohamad Guntur Romli
Pak Said Abdullah memang jago bikin heboh. Gimana enggak disebut jago, baru mengeluarkan angan-angan saja sudah bikin heboh.
Iya. Pak Said Abdullah baru mengeluarkan angan-angan; bayangan; andai-andai; khayalan tentang duet Ganjar-Anies.
Bikin heboh di kalangan pendukung Ganjar sendiri.
Karena Anies kan masih berada di lingkaran pemain politik identitas dan isu SARA.
Meski pendukung yang kritis juga bertanya-tanya: emang bisa ya angan-angan itu? Ganjar kan penerus Jokowi. Kalau Anies kan antitesa Jokowi.
Ini seperti mau mencampurkan minyak dengan air. Ibarat nginjak gas dan rem sekaligus.
Kebayangnya saja mustahil. Tapi ya itu namanya saja angan-angan.
Namanya saja andai-andai. Bebas, meski tak masuk akal. Andai-andai yang kata Pak Said sendiri “tidak nyambung”.
Bayangan Pak Said itu pun bikin heboh dan keributan di kalangan kubu Anies.
Sampai-sampai ada tuduhan pengkhianat di dalam koalisi itu.
Tuduhan itu dibalas dengan tudingan balik ‘orang aneh dan kurang waras’.
Satu koalisi saling serang secara terbuka.
Ada partai yang merasa mendapatkan “angin surga”.
Bayangan Pak Said sukses memecah konsentrasi koalisi.
Setelah khayalan, bayangan, angan-angan Pak Said Abdullah itu bikin heboh, tiba-tiba hari ini, Kamis, 24 Agustus Pak Said Abdullah kembali membuat pernyataan soal calon-calon duet Ganjar: tak ada nama Anies!
Paket yang ada: Ganjar-Mafud. Ganjar-Ridwan Kamil. Ganjar-Sandiaga. Ganjar-Erick Thohir. Ganjar-Muhaimin. Ganjar-Andika. Ganjar-Gibran.
Pak Said juga menegaskan, wacana duet Ganjar dan Anies yang sempat muncul juga tak pernah dibahas dalam rapat internal partai.
Hanya tujuh nama di atas (calon Cawapres Ganjar) yang ada di kantong Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.
“Yang dibahas yang tujuh yang saya sebutkan tadi. Yang saya (andai-andai Ganjar-Anies) pasti tidak dibahas lah, orang namanya berandai-andai masa akan dibahas,” kata Pak Said sambil rileks.
Terus nama Anies kemana? Emang enggak ada. Adanya cuma di angan-angan. Di andai-andai.
Ini sih sudah ilmu bantingan tingkat tinggi.
Namanya bantingan ya harus dibuat dekat dulu. Dibikin rapat. Terus diangkat. Kemudian dibanting.
Nama Anies diangkat. Dibikin ribut koalisinya. Sekarang dibanting.
Pak Said Abdullah mungkin sekarang lagi senyum-senyum sendiri.
Penulis adalah Ketum Ganjarian Spartan di Jakarta