“Hindari memutuskan sendiri rencana keuangan keluarga. Ada baiknya kita dengar pendapat dan saran dari anggota keluarga demi kebaikan bersama. Sebaiknya, mereka pun mengetahui rencana dan kondisi keuangan keluarga sehingga bisa sama-sama menentukan kebutuhan apa saja yang harus tetap dipenuhi, dan yang masih bisa ditunda. Berapa kewajiban utang yang dimiliki serta adakah rencana untuk mengembangkan aset keluarga. Dengan demikian, anggota keluarga dapat turut andil dan merasa bertanggung jawab untuk menjaga dan meningkatkan aset keluarga,” imbau Fandi.
Kelola utang dengan cermat
Manajemen utang yang cerdas adalah kunci mencapai tujuan finansial keluarga.
Hindari utang konsumtif dengan jumlah besar melebihi toleransi utang yang disarankan (utang konsumtif maksimal 15% dari total income) karena akan menambah beban finansial dan beban pikiran.
“Sebaiknya jika mendapat uang tunai dari bonus, THR, atau penghasilan dari pekerjaan tambahan, manfaatkan untuk bisa mempercepat pelunasan utang. Dengan mengurangi beban utang secara perlahan maka Anda dan keluarga dapat leluasa dalam melakukan perencanaan keuangan terutama memiliki polis asuransi karena asuransi adalah fondasi dari konsep perencanaan keuangan untuk terhindar dari risiko kerugian finansial yang besar,” imbau Fandi.
Persiapkan dana pendidikan
Merencanakan dana pendidikan sangat diperlukan karena biaya pendidikan terus mengalami peningkatan inflasi setiap tahunnya.
Risiko hidup orang tua juga meningkat seiring pertambahan usia yang dapat berpengaruh terhadap rencana pendidikan anak.