Januari 2015, ULN Indonesia Mencapai USD298,6 Miliar

Wednesday 18 Mar 2015, 5 : 32 pm
by
ILustrasi

JAKARTA-Bank Indonesia (BI) merilis data terbaru mengenai pertumbuhan utang luar negeri (ULN) Indonesia. Per Januari 2015, ULN Indonesia secara keseluruhan mencapai USD298,6 miliar, atau tumbuh 10,1% (yoy) jika dibandingkan posisi per Desember 2014 yang hanya USD 292,6 miliar.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Tirta Segara mengatakan pertumbuhan ULN sektor swasta pada Januari 2015 melambat dibandingkan bulan sebelumnya. Pada Desember 2014, ULN sektor swasta tumbuh sebesar 14,2% (yoy), sementara pertumbuhan Januari 2015 sebesar 13,6% (yoy). Dengan pertumbuhan tersebut, posisi ULN sektor swasta pada akhir Januari 2015 mencapai USD162,9 miliar (54,6% dari total ULN). Sementara itu, posisi ULN sektor publik tercatat sebesar USD135,7 miliar (45,4% dari total ULN). Posisi ULN sektor publik tersebut tumbuh 6,1% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 5,0% (yoy), terutama dipengaruhi oleh penerbitan Global Bond Pemerintah sebesar USD4,0 miliar. “Secara keseluruhan, posisi ULN Indonesia pada akhir Januari 2015 mencapai USD298,6 miliar, atau tumbuh 10,1% (yoy),” jelasnya di Jakarta, Rabu (18/3).

Berdasarkan jangka waktu asal, posisi ULN Indonesia didominasi oleh ULN berjangka panjang (84,7% dari total ULN). ULN berjangka panjang pada Januari 2015 tumbuh 12,0% (yoy), lebih tinggi dari pertumbuhan bulan Desember 2014 yang sebesar 11,3% (yoy). Sementara itu, ULN berjangka pendek tumbuh 0,4% (yoy), melambat dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya yang sebesar 3,2% (yoy). Pada akhir Januari 2015, ULN berjangka panjang sektor publik mencapai USD131,6 miliar atau 97,0% dari total ULN sektor publik dan ULN berjangka panjang sektor swasta tercatat sebesar USD121,5 miliar atau 74,6% dari total ULN swasta. “Sementara itu, posisi ULN berjangka pendek mencapai USD45,5 miliar (15,3% dari total ULN),” imbuhnya.

ULN swasta pada akhir Januari 2015 terutama terkonsentrasi di sektor keuangan, industri pengolahan, pertambangan, serta listrik, gas & air bersih. Posisi ULN keempat sektor tersebut masing-masing sebesar USD47,2 miliar (28,9% dari total ULN swasta), USD32,2 miliar (19,8% dari total ULN swasta), USD26,4 miliar (16,2% dari total ULN swasta), dan USD19,2 miliar (11,8% dari total ULN swasta). Pada Januari 2015, pertumbuhan ULN sektor keuangan, sektor industri pengolahan, dan sektor pertambangan masing-masing sebesar 24,9% (yoy), 8,5% (yoy), dan 0,2% (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan Desember 2014 masing-masing sebesar 26,9% (yoy), 10,0% (yoy), dan 0,3% (yoy). Di sisi lain, pertumbuhan ULN sektor listrik, gas & air bersih tercatat sebesar 12,2% (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan Desember 2014 sebesar 8,9% (yoy).

Meski ULN membengkak, bank sentral menilai perkembangan ULN masih cukup sehat, namun perlu terus diwaspadai risikonya terhadap perekonomian. “Ke depan, BI akan tetap memantau perkembangan ULN, khususnya ULN sektor swasta. Hal ini dimaksudkan agar ULN dapat berperan secara optimal dalam mendukung pembiayaan pembangunan tanpa menimbulkan risiko yang dapat memengaruhi stabilitas makroekonomi,” pungkasnya.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

perilaku The Fed dalam beberapa bulan terakhir maupun simposium Jackson Hole telah berhasil memberikan ketenangan kepada para pelaku pasar dan menciptakan kepercayaan bahwa tapering tidak akan terlalu mengejutkan pasar

OCBC NISP Perluas Jaringan ke Palu

PALU-Bank OCBC NISP kembali menambah jaringannya di wilayah Palu, Sulawesi

Inilah Pernyataan Sikap Ormas Katolik Terkait Maraknya Intoleransi

JAKARTA-Pimpinan Organisasi Kemasyarakatan Katolik yakni Presidium Pusat Perhimpunan Mahasiswa Katolik Indonesia