YOGYAKARTA-Keluarga Alumni Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM Angkatan 1986 (Kafegama86) meyelenggarakan “Trilogi Ngopi / Ngobrol Pintar Kafegama86”.
Menurut Sithowati Sandrarini tujuan penyelenggaraan adalah berbagi ilmu dan tetap produktif walaupun harus bekerja dari rumah selama masa pandemi Covid 19.
“Topik yang disajikan dalam Trilogi Ngopi, cukup serius dan diminati, namun disajikan dengan cara berbeda,” jelas Ketua Kafegama86, M. Edhie Purnawan.
Mengapa Trilogi? Supaya peserta mempunyai waktu yang cukup dan lebih mantap menggali benang merah ilmu dari acara ngobrol pintar ini.
Animo baik dari peserta maupun narasumber sangat baik. Webinar seri pertama (Jumat, 01/05/20) 256 peserta mendaftar, sedangkan pada webinar ke dua (Jumat, 08/05/20) diikuti oleh 407 peserta.
Gubernur Bank Indonesia (BI) yang juga Ketua Umum PP Kafegama, Perry Warjiyo menyambut baik acara ini dan memberikan poin penting sesuai tema pada webinar 1 tentang ekonomi kreatif.
Pada webinar 2, Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi juga memberikan sambutannya dan menekankan kerjasama dan peran ASEAN plus 3 dalam tata perekonomian ke depan.
Pemilihan topik dan narasumber Webinar dikemas apik, sesuai kondisi perkonomian yang terimbas pandemi covid, seperti Separuh Nafas Industri Kreatif melawan pandemi Covid-19. Kemanakah Arah Perekonomian Asean Pasca Pandemi Covid 19.
“Topik ke-3 adalah “Kiat Pengusaha Bertahan dan Mencari Peluang Menghadapi Pandemi Covid 19” yang akan diselenggarakan Jumat (15/05/20),” ungkap Ketua Panitia Pelaksana dan Ketua Bidang Kerjasama Kafegama86, Sithowati Sandrarini .
Pada Webinar seri ke-2 (Trilogi ke-2), disajikan topik “Arah Ekonomi Asia Tenggara PascaCovid-19”. Sebagai pembicara Edimon Ginting (Deputy Director General Economic Research and Regional Cooperation, Asian Development Bank, Manila) dan Friderica Widyasari Dewi (Dirut PT Danareksa Sekuritas).
“Srategi mengatasi kasus pandemi Covid-19 di beberapa Negara menunjukkan keberhasilan jika disertai dengan kebijakan yang cepat (decisive), didukung oleh scientific thinking, serta edukasi dan komunikasi yang efektif”, tegas Edimon Ginting.
Selanjutnya menurut Edimon, sejumlah negara mengeluarkan paket stimulus untuk mengatasi dampak pandemi Covid-19. Paket tersebut untuk mengatasi dampak dari aspek kesehatan, dunia usaha, dan jaring pengaman sosial.
Jumlah anggaran untuk paket stimulus di beberapa negara ASEAN sangat bervariasi, misalnya Indonesia sebesar 5,4 persen dari PDB, Singapura sebesar (12,1 persen), Malaysia (8,8 persen), Thailand (13,3 persen), dan Vietnam (8,9 persen).
Menurut Friderica Widyasari Dewi, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyiapkan kebijakan stimulus untuk menjaga pertumbuhan perekonomian nasional sebagai kebijakan countercyclical dalam mengantisipasi down-side risk dari penyebaran pandemi Covid-19.
Friderica menjelaskan beberapa langkah stimulus yang telah disiapkan terkait relaksasi kredit perbankan dan non perbankan, seperti misalnya restrukturisasi kredit dan perpanjangan masa kredit sampai dengan satu tahun.
“Penundaan pembayaran untuk pembiayaan yang berkaitan dengan skema chanelling dan joint financing yang berkaitan dengan perbankan”, tutup Kiki Widyasari.