Karena Sosok Ibu, Kelompok Disabilitas Titipkan Harapan ke Puan Maharani

Monday 27 Dec 2021, 4 : 47 pm
Ketua Cahaya Disabilitas Jakarta, Liani Lukito dalam Diskusi Politik Indonesia Point bertajuk “Puan Maharani : Quo Vadis Perlindungan dan Pemberdayaan Perempuan, Anak dan Disabilitas? di Jakarta, Selasa (7/12).

JAKARTA-Kelompok penyandang disabilitas memiliki harapan tersendiri terkait kepemimpinan nasional di Indonesia di 2024 nanti.

Bagi kaum disabilitas, sosok seperti Puan Maharani yang juga perempuan dan seorang ibu, diyakini lebih punya perhatian pada isu-isu terkait kelompok disabilitas serta memahami kebutuhan para penyandang disabilitas.

“Bagi kami, karena beliau perempuan dan seorang ibu, tentu saja diyakini memiliki hati yang memahami kebutuhan para penyandang disabilitas. Bagaimana pun anak yang terlahir dengan kondisi serba terbatas itu pasti sangat dekat dengan ibunya. Bahkan Ibunya sendiri yang setia mendampinginya sepanjangan hidupnya, dilatih agar mandiri ya dari sosok seorang ibu,” ungkap Ketua Cahaya Disabilitas Jakarta, Liani Lukito dalam Diskusi Politik Indonesia Point bertajuk “Puan Maharani : Quo Vadis Perlindungan dan Pemberdayaan Perempuan, Anak dan Disabilitas? beberapa waktu lalu di Jakarta.

Sebagai sesama perempuan, Liani mengagumi sosok Puan Maharani yang mempunyai perhatian istimewa pada penyandang disabilitas bahkan sangat mencintai penyandang disabilitas ini.

Hal ini terlihat beberapa kegiatan cucu Bung Karno ini di masyarakat.

Misalnya saat Mantan Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) itu meninjau dan menyaksikan vaksinasi di Pasar Ikan Modern Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara, pada September lalu.

Saat itu Puan sedang menyaksikan ribuan orang bergiliran datang dan mengantre di Pasar Ikan Modern Muara Baru untuk melakukan vaksinasi.

Di antara ribuan orang itu, Puan tertarik menemani anak difabel berusia 12 tahun yang ikut menerima dosis pertama vaksin Covid-19.

Anak tersebut adalah Ahmad Apiffudin yang saat itu ditemani sang ibu, Kustiyah.

“Artinya apa? Hati seorang ibu itu beda, karena perhatian dia pasti terarah pada anak yang memang terbatas dan lebih butuh dibantu. Perhatian dia lebih dicurahkan pada anak yang lebih membutuhkan bantuan. Itulah yang saya maksud hati seorang ibu itu pasti sangat dekat dengan penyandang disabilitas yang memang punya keterbatasan,” beber Liani.

Dalam konteks perlindungan disabilitas, Liani tetap berharap agar baik pemerintah maupun DPR RI tetap memberi perhatian khusus.

Hal-hal seperti pendidikan untuk anak penyandangan disabilitas yang masih kurang dan mahal agar bisa diatasi.

Demikian juga pelatihan bagi penyandang disabilitas dalam berusaha, memasak dan keterampilan lainnya.

Termasuk bantuan alat-alat penunjang seperti alat bantu dengar, kursi roda, tongkat dll yang belum merata diterima para penyandang disabilitas, kemudahan akses dalam pemanfaatan fasilitas publik utamanya transportasi, kesempatan kerja yang bisa lebih ditingkatkan lagi dan juga jaminan hari tua bagi para penyandang disabilitas.

“Ini kami suarakan harapan dari teman-teman disabilitas dari seluruh Indonesia, dan kami titipkan ini juga pada Ibu Puan yang kami yakini karena beliau seorang Ibu tentu hatinya sangat memahami kebutuhan penyandang disabilitas seperti kami ini,” tutur Liani.

Liani juga mengaku, saat ini perhatian negara pada penyandang disabilitas mulai ada peningkatan.

Namun demikian, dia berharap ke depan upaya-upaya perlindungan dan pemberdayaan khususnya kesetaraan hak penyandangan disabilitas sebagai warga negara lebih ditingkatkan lagi.

“Jika kita lihat kondisi saat ini, memang perhatian negara pada kelompok disabilitas sudah mulai ada peningkatan. Kalau dari sisi regulasi tentu sudah jelas dengan hadirnya Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas dan juga Peraturan Presiden No 68 Tahun 2020 tentang Komnas Disabilitas. Ini bukti bahwa negara sedang hadir untuk kami para penyandang disabilitas. Kami terima kasih atas perhatian ini,” terang Liani.

Dalam konteks kepemimpinan nasional jelas Liani, kelompok disabilitas tentu mengharapkan sosok yang mengerti dan memahami kebutuhan para penyandang disabilitas yang jumlahnya saat ini terus bertambah.

Jika merujuk Data Kementerian Sosial (Kemensos), angka penyandang disabilitas mencapai 24 juta individu.

Meski kata Liani jumlah ini bisa saja lebih banyak jika dilakukan pendataan lebih dalam lagi di seluruh daerah Indonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Traveloka Jadi Platform Gaya Hidup

JAKARTA-Unicorn, Traveloka berusaha menjadikan starup ini sebagai discovery platform. Tujuannya,

Polres Nyatakan Kota Depok Kondusif

DEPOK-Kerusuhan di Makob Brimob serta berapa kejadian bom di Gereja