JAKARTA-Kenaikkan BI rate sebesar 25 basis poin atau 6 % justru bisa mendorong perekonomian Indonesia ke arah yang positif, terutama pada pasar modal.
“Keputusan BI untuk menaikkan BI rate, merupakan sinyal positif bagi perekonomian Indonesia,” kata Direktur Utama BEI, Ito Warsito di Jakarta, Jumat, (14/6).
Menurut Ito, langkah menaikkkan BI rate juga sekaligus menunjukkan Bank Indonesia menunjukkan keseriusan untuk menjaga rupiah.
“Karena BI memiliki perhatian besar untuk memperbaiki nilai tukar,” tegasnya.
Otoritas Bursa Efek Indonesia (BEI) menilai, keputusan Bank Indonesia (BI) yang menaikkan suku bunga acuan perbankan (BI rate) 25 basis poin, dinilai akan berdampak positif terhadap perekonomian Indonesia, khususnya pasar modal.
“Langkah BI sudah tepat dengan menaikkan BI rate. Langkah ini dapat menjaga likuiditas Rupiah dan menjaga kepercayaan pasar,” tambahnya.
Diakui atau tidak, kenaikan BI rate akan memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi.
Karena itu BEI termasuk salah satu pihak yang mendukung aksi berani lembaga yang dipimpin Agus Martowardojo.
Lebih jauh kata Ito, pelemahan IHSG beberapa hari lalu dipengaruhi beberapa faktor dan kondisi pasar.
Pertama, faktor luar negeri karena pengumuman Bank Sentral Amerika Serikat (AS) yang akan menurunkan stimulus quantitative easing di kuartal ketiga.
Faktor kedua, keluarnya dana investor asing dari negara-negara emerging market, karena melambatnya pertumbuhan ekonomi di negara-negara global.
Sedangkan faktor terakhir adalah neraca perdagangan Indonesia yang defisit, di mana hal ini dinilai Ito harus diperhatikan oleh pemerintah.
Adapun, pada penutupan perdagangan sesi pertama hari ini, pergerakan IHSG telah membaik dan menguat cukup signifikan sebesar 3 %, ke level 4.745,87 poin.
Meski demikian, IHSG masih melemah cukup jauh, jika dibandingkan dengan capaian tertinggi IHSG yang berada di level 5.200,69 poin pada 29 Mei 2013.