Konflik Rusia-Ukraina Memberikan Kejutan Bagi Pasar Keuangan Dunia

Saturday 19 Mar 2022, 5 : 15 pm
by
Caroline Rusli, CFA, Senior Portfolio Manager, Equity PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI)

JAKARTA-Konflik Rusia-Ukraina ini memberikan kejutan yang besar bagi pasar keuangan dunia seperti terlihat pada peningkatan volatilitas dan aksi jual pada kelas aset berisiko

Faktor ketidakpastian yang disebabkan oleh konflik ini berpotensi besar merubah pendekatan bank sentral menjadi lebih berhati-hati mengambil keputusan pengetatan moneter – memperlambat laju pengetatan – serta memberikan dukungan lebih lanjut terhadap perekonomian

Berikut petikan Wawancara dengan Caroline Rusli, CFA, Senior Portfolio Manager, Equity PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI):

Eskalasi konflik geopolitik antara Rusia – Ukraina sangat mengejutkan pasar, menyebabkan aksi jual terhadap aset berisiko dan meningkatkan volatilitas di pasar keuangan. Situasi ini juga terjadi bersamaan dengan mulainya siklus pengetatan The Fed. Bagaimana dampak konflik Rusia –Ukraina sejauh ini?

Benar sekali, konflik Rusia – Ukraina ini memberikan kejutan yang besar bagi pasar keuangan dunia seperti terlihat pada peningkatan volatilitas dan aksi jual pada kelas aset berisiko.

Mengingat bahwa Rusia dan Ukraina memiliki peran yang penting dalam rantai pasokan migas, metal industri dan pangan dunia, dampak instan yang dirasakan adalah kenaikan harga komoditas dan inflasi.

Ketatnya pasokan di pasar komoditas semenjak pandemi serta kekhawatiran disrupsi pasokan yang disebabkan oleh konflik ini mendorong harga komoditas menyentuh level yang sangat tinggi.

Namun dampak rinci pada setiap negara akan berbeda tergantung pada berbagai faktor seperti posisi net importir/eksportir terhadap pangan dan energi, bobot pangan dan energi dalam keranjang inflasi, posisi fiskal dan ruang kebijakan moneter.

Seberapa panjang dampak ini akan terjadi, kita harus menunggu perkembangan dan durasi konflik, serta respons (dalam bentuk sanksi, terutama sanksi ekonomi) yang masih akan dijatuhkan pada Rusia kedepannya.

Apakah konflik ini dapat merubah pendekatan siklus pengetatan suku bunga yang akan dilakukan oleh Fed?

Kami menilai bahwa faktor ketidakpastian yang disebabkan oleh konflik ini berpotensi besar merubah pendekatan bank sentral menjadi lebih berhati-hati mengambil keputusan pengetatan moneter – memperlambat laju pengetatan – serta memberikan dukungan lebih lanjut terhadap perekonomian.

Sejauh ini kami masih mempertahankan pandangan bahwa kenaikan suku bunga Fed di tahun ini tidak seagresif dibandingkan perkiraan pasar yang sudah memperhitungkan 6-7 kali kenaikan.

Perubahan narasi dari tekanan inflasi menjadi kekhawatiran melambatnya pertumbuhan ekonomi menjadi faktor penting yang akan membuat bank sentral menjadi lebih dovish.

Dan tentunya konflik Rusia – Ukraina ini tidak hanya mempengaruhi kebijakan Fed, namun kami memperkirakan komentar dovish juga akan datang dari bank sentral dunia lainnya.

Bagaimana peluang Asia di tengah berbagai sentimen yang berkembang akhir-akhir ini?

Asia bisa diposisikan sebagai sarana diversifikasi, terutama bagi pelaku pasar yang ingin mencari peluang investasi di luar Amerika Serikat (yang diterpa tekanan inflasi yang meningkat dan sikap hawkish Fed) atau Eropa (paparan eksposur yang lebih besar terhadap konflik Rusia).

Namun sama halnya dengan kawasan lainnya, topangan positif terhadap Asia akan tetap tergantung pada durasi dan perluasan konflik, serta dampak sanksi yang diberikan terhadap pertumbuhan global.

Sejauh ini pasar saham Asia menunjukkan kinerja yang cukup resilien, beberapa faktor utama seperti valuasi yang atraktif, akselerasi ekonomi di tengah normalisasi pertumbuhan ekonomi negara maju, dan pertumbuhan laba emitennya yang solid menopang kinerja.

Di samping itu inflasi yang relatif terkendali (intervensi pemerintah untuk membatasi kenaikan harga komoditas guna menjaga daya beli masyarakat), kenaikan harga komoditas yang menguntungkan beberapa negara penghasil komoditas, serta potensi perlambatan kenaikan suku bunga mendorong sentimen yang lebih positif terhadap Asia.

Tadi sudah dibahas mengenai peluang investasi dari Asia, bagaimana pandangannya terhadap Indonesia?

Berbeda dengan negara maju yang mengalami normalisasi, Indonesia justru diuntungkan oleh momentum pemulihan ekonomi yang terus berlanjut seiring dengan pulihnya mobilitas masyarakat dan meningkatnya vaksinasi.

Investasi juga turut mendorong pemulihan ekonomi dimana komponen ini terus meningkat dan realisasi investasi mencapai rekor tertinggi di kuartal terakhir 2021.
Tidak hanya dari sisi domestik saja, sisi ekternal juga memberikan kontribusi yang positif terhadap perekonomian.

Pemulihan ekonomi global dan gangguan rantai pasokan menjadi katalis bagi harga komoditas utama Indonesia seperti batu bara, kelapa sawit, dan nikel yang memberikan kontribusi bagi devisa negara dan membantu stabilitas nilai tukar Rupiah.

Posisi Indonesia sebagai net eksportir komoditas juga memberikan efek lindung nilai dari kenaikan harga komoditas karena konflik Rusia – Ukraina.

Hal ini juga memberikan trickle-down effect terhadap perekonomian secara keseluruhan lewat meningkatnya kesejahteraan masyarakat yang bekerja dan berhubungan dengan sektor yang bersangkutan.

Di tengah aksi jual terhadap aset berisiko yang terjadi selama beberapa minggu terakhir bagaimana pergerakan nilai tukar Rupiah?

Sejauh ini Rupiah menunjukkan kinerja yang resilien, kalau dulu sering menjadi ‘usual suspects’ ketika terjadi peningkatan volatilitas global pergerakannya juga cenderung volatil, kali ini rentang pergerakan Rupiah sudah jauh lebih baik (sempit) bahkan dibandingkan dengan kondisi normal beberapa tahun yang lalu.

Kondisi ini ditopang oleh fundamental makro ekonomi dan dinamika pasar finansial domestik yang suportif:

  • Kinerja ekspor yang solid didukung harga komoditas yang tinggi.
  • Peranan investor domestik yang meningkat di pasar obligasi dan saham.
  • Skema burden sharing Bank Indonesia menopang stabilitas pasar.
  • Indikator makroekonomi dan eksternal yang solid (cadangan devisa tinggi, surplus pada transaksi berjalan, CDS stabil).

Menghadapi kondisi yang penuh dengan berbagai ‘kejutan’, apa strategi portofolio yang diterapkan guna menjaga kinerja dan menangkap peluang yang ada?

Di tengah tingginya faktor ketidakpastian, strategi pengelolaan portofolio diarahkan untuk menangkap peluang investasi jangka menengah ke panjang.

Kami memiliki pandangan yang positif terhadap beberapa komoditas yang mempunyai potensi pertumbuhan struktural yang baik (bukan hanya disebabkan oleh faktor konflik), seperti misalnya nikel yang memiliki katalis struktural positif untuk produksi baterai mobil listrik dan dukungan program pemerintah untuk membangun value chain dari baterai mobil listrik di Indonesia.

Di samping itu batu bara juga terlihat cukup solid sebagai alternatif gas, terutama dengan adanya konflik Rusia – Ukraina yang menyebabkan kenaikan harga gas untuk beberapa negara Eropa.

Berkurangnya pasokan batu bara dari Rusia yang adalah pemasok batu bara terbesar ketiga di dunia dengan 18% dari total perdagangan batu bara menyebabkan kenaikan permintaan batu bara dari produsen lain, termasuk Indonesia.

Sementara beberapa sektor yang input biayanya banyak tergantung pada harga komoditas, seperti semen dan barang konsumsi akan mengalami tekanan profit margin.

Di samping itu tim equity yang kuat yang melakukan pengelolaan investasi dengan disiplin investasi yang tinggi serta jaringan informasi yang luas memastikan pengelolaan investasi memberikan hasil optimal dengan risiko yang terkendali.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Pemerintahan Desa Berperan Lindungi Buruh Migran

JAKARTA – Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes

Akses Keuangan yang Lebih Baik Bagi UMK

JAKARTA-Lembaga Keuangan Mikro (LKM) di Indonesia memiliki potensi yang besar